Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SKYFARM (Hands Free Hectare) Sistem Pertanian Inggris Menanam Barley Hanya Bertenaga Drone dan Traktor

SKYFARM "Hands Free Hectare" merupakan istilah yang bekembang dalam Sistem Pertanian Inggris Menanam Barley (Sejenis Gandum) Hanya Menggunakan Tenaga Drone dan Traktor.

Yah... Kedengarannya sangat asyik dan seperti aneh saja jika melihat kecanggihan teknologi modern yang berkembang saat ini.

Berita ini kami dapatkan dari Brooke Neindorf (yang dipublikasikan ulang oleh situs National Geographic Indonesia) dalam artikelnya di situs ABC Net Australia, yang menjelaskan secara garis besar kecanggihan proyek pertanian dikenal dengan nama "Hands Free Hectare" ini.



Apa Tujuan dari Proyek "Hands Free Hectare" ?

Seperti yang telah diungkapkan oleh Sang Peneliti, Martin Abell bahwa tujuan dari proyek pertanian "Hands Free Hectare" ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem pertanian yang tidak menggunakan jasa manusia sama sekali dalam pengerjaannya, bahkan seorang ahli agronomi pun untuk tidak menginjakkan kakinya di lahan pertanian.

Ini tentu merupakan sebuah revolusi pertanian yang sangat keren dan patut untuk dijadikan sebagai referensi kemajuan teknologi dalam bidang pertanian.

Beliau mengungkapkan juga bahwa, sudah banyak pertanian di dunia yang menggunakan kemudi melalui GPS (Global Positioning System), yang merupakan sistem yang juga dapat dioperasikan di hampir seluruh perangkat telepon genggam saat ini.


merupakan istilah yang bekembang dalam Sistem Pertanian Inggris Menanam Barley  SKYFARM (Hands Free Hectare) Sistem Pertanian Inggris Menanam Barley Hanya Bertenaga Drone dan Traktor
SKYFARM (Hands Free Hectare) Sistem Pertanian Inggris Menanam Barley (Sejenis Gandum) Hanya Menggunakan Tenaga Drone dan Traktor
(sumber: images google)

Uniknya dalam proyek "Hands Free Hectare" ini adalah murni yang bekerja di areal seluas 1 hektar tersebut adalah Traktor dan Drone. Ya, benar... Hanya Traktor dan Drone saja. Tenaga manusia hanya dalam hal ini hanya untuk mengoperasikan sistem GPS tersebut dari jarak jauh.

Apa yang telah dilakukan Martin Abell tersebut, merupakan sebuah inovasi paling mutakhir dalam sistem pertanian dunia. Dengan harapannya, agar sistem pertanian semacam ini dapat mendunia dan segera dijadikan sebagai peluang industri yang memberikan keuntungan besar.



Bagaimana Proses "Hands Free Hectare" Dilakukan?

Hal yang utama dilakukan oleh Martin Abell dan timnya adalah memanfaatkan mesin bajak sawah (traktor) dan kendaraan tempat sampah (selama proses pengerjaan lahan Barley) dan beberapa ronbot Drone yang telah disinkronkan dengan sistem digital Traktor dan Kendaraan Sampah tersebut menggunakan GPS.

Kemudian menyiapkan lahan yang cocok untuk pertanian Barley dengan menganalisa tingkat kesuburan tanah dan kandungan haranya, ini pun juga menggunakan Drone saat pengiriman sampel tanah untuk dilakukan pengujuan.

Hanya dalam proses pengambilan sampel tanah untuk pengujian inilah, beberapa orang saja dimanfaatkan untuk menggali (pembajak), hanya sepelunya saja untuk mendapatkan sampel yang cukup dan dikirim ke Ahli Agronomi.

Setelah sampel tanah diperoleh yang tepat, mulailah Martin Abell dan temanya untuk memulainya dengan traktor pembajak dan penanam bibit Barley.

Semuanya itu dilakukan dengan pengoperasian GPS pada alat - alat yang terkait, termasuk Drone yang telah dilengkapi multi-kamera untuk mendapatkan pencitraan sesuai yang diinginkan.

Barulah bibit yang telah ditanam itu mulai disemai, disemprot, dipantau dan sampai pada proses pemanenan. Ini mirip sistem pertanian yang ada di Indonesia, yang melibatkan tahapan istilah RABIGABA (RAbuk = Pupuk, BIbit = benih siap tanam, GArapan = Perawatan bibit dari masa tanam sampai panen, BAnyu = Air untuk penyiraman).


Perlu diketahui, bahwa proyek "Hands Free Hectare" ini ditargetkan selama setahun oleh Martin Abell dan teamnya dan menggangarkan biaya sebesar $350.000
(setara dengan Rp 3.500.000.000) dengan rincian untuk menyewa tenaga 3 orang saja dan beberapa perlatan tekonologi modern...


Sampai pada tahap menjelang panen, maka Abell mengatur proses pemanenan tetap berjalan menggunakan mesin traktor dan alat kendaraan lainnya menggunakan Autopilot dari Drone. Keren abis...

Akhirnya, terlampaui juga masa panen Barley di lahan seluas 1 hektar tersebut. Namun, berapa hasil yang diperoleh dari seluas area tersebut masih belum diketahui oleh publik.

Bagi Admin sih, berapa hasilnya mungkin dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh Martin Abell dan teamnya agar dapat lebih masksimal produktifitas selanjutnya. Karena ini perdana di dunia pertanian, maka Martin Abell tidak begitu menarget dari segi kuantitas, namun lebih mengutamakan dari segi kualitasnya.

Rencananya, proyek "Hands Free Hectare" pada tanaman Barley ini akan terus dikembangkan oleh Martin Abell dan teamnya untuk Industri Bir, dan proyek pembuatan Bir dari tanaman Barley tanpa melibatkan tenaga manusia sampai saat ini masih berjalan dan perlu pengembangan lebih lanjut.

Benar - benar hebat ya teknologi masa kini...

Sekian informasi sains terbaru yang dapat Admin sampaikan. Jangan lupa untuk berlangganan untuk mendapatkan update informasi sains lainnya.

Admin berharap informasi ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita dan semoga bermanfaat.



Sumber:
ABC Net Australia
National Geographic Indonesia

Terakhir diperbarui: 13-10-2018