Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuberkolosisis (Tbc) - Mengetahui Gejala, Kebutuhan Gizi, Dan Pengobatannya


Banyak orang beranggapan bahwa batuk lantaran TBC umumnya sama dengan batuk biasa, namun nyatanya tidak. Hal ini dapat kita amati dari kondisi batuk itu sendiri yang biasanya batuk lantaran TBC nampak lebih akut dan berat. Pengobatan TBC lebih dikhususkan ke pecahan organ dalam manusia, alasannya yakni ia sering menjangkit organ paru-paru yang otomatis akan menganggu pernafasan penderita TBC. Untuk selengkapnya kita akan mengkaji beberapa info berikut ini.

Apa itu penyakit Tubercolosis (TBC)?

TBC atau Tubercolosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. TBC sering menyerang organ paru-paru manusia, dan lambat laun biasanya akan menjalar ke organ-organ lainnya menyerupai tulang, sistem saraf sentra dan jantung. Dalam beberapa waktu, basil TBC pada tubuh menunggu ketika kekebalan tubuh itu sedang melemah, dan masing-masing tubuh punya waktu penyebaran yang berbeda. Disaat waktu yang tepat, basil TBC akan aktif dan melaksanakan perkembangan di dalam tubuh dan dapat memicu penyakit lainnya.

TBC sangat mudah menyebar yaitu dengan melewati fatwa udara, jadi penggunaan masker pada pendertia TBC sangat dibenarkan semoga tidak menjangkiti orang lain.

Mengapa penyebaran basil TBC sangatlah mudah?
  1. Sangat minimnya sarana fentilasi di rumah.
  2. Gaya hidup kurang bersih.
  3. Lingkungan kumuh dan berasap (banyak polusi).
  4. Banyaknya limbah yang tidak sehat dan mengakibatkan anyir menyengat.
  5. Asap rokok baik aktif maupun pasif.
  6. Kurang gerak (dikhususkan olahraga terkait kebugaran dan pernafasan).
  7. Sering berkomunikasi dengan penderita TBC secara langsung.
Berkembangnya basil TBC sangat dipengaruhi sistem imun si penderita. Semakin rendahnya sistem imunnya maka akan semakin cepat pula penyebarannya dalam tubuh. Dan lebih mengerikannya lagi, TBC menjadi salah satu dari 10 penyakit yang paling mematikan di dunia sehabis kanker dan stroke. Oleh lantaran itu, diagnosa awal sangat perlu diketahui semenjak dini semoga penderita segera mendapat penanganan dan pengobatan TBC dengan tepat.

Siapa saja yang dapat terjangkit?
  1. Pengidap HIV dan pengidap diabetes melitus (kencing manis).
  2. Sering melaksanakan interaksi secara pribadi dengan penderita.
  3. Pengguna alkohol dan obat-obatan terlarang.
  4. Bisa siapa saja yang tinggal di lingkungan yang kurang sehat.
Apa saja gejala-gejala dari TBC?
  1. Batuk lebih dari dua minggu.
  2. Jika sudah kronis, akan batuk yang dikeluarkan mengandung darah.
  3. Mengalami sesak dan nyeri pada pecahan dada.
  4. Demam atau meriang dalam kurun waktu sebulan.
  5. Menghilangnya nafsu makan
  6. Berkeringat pada malam hari meski tidak melaksanakan aktivitas.
  7. Nyeri pada dada.
  8. Berat tubuh menurun.
  9. Kondisi tubuh lemah dan sering letih.
  10. Gatal-gatal dan kulit kemerah-merahan.
Gejala penderita TBC lainnya yang sangat menonjol yakni ditandai dengan batuk-batuk selama 2 ahad berturut-turut. Ini menerangkan bahwa seseorang harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit semoga tertangani segera alias positif terkena TBC. Selanjutnya pasien akan diberikan bebrapa tahapan diagnosis, itu berupa tes darah, tes dahak, rontgen dada, dan Mantoux test.

Penyakit TBC bahkan dapat menjangkiti anak-anak, terlebih dengan kondisi kekebalan yang rendah. Tapi tidak perlu cemas, kita dapat lakukan pencegahan dini bawah umur dari TBC dengan tiga cara, yaitu mengawasi jenis masakan yang dikonsumsi, peninjauan berat badan, dan investigasi terpadu.

Bagaimana tumpuan masakan sehat untuk penderita TBC?

Salah satu tanda-tanda TBC yakni mengenai nafsu makan dan turunnya berat badan. Nafsu makan dapat diperbaiki dengan memvariasikan penggabungan masakan sehat dan sesuai dengan selera penderita. Sedangkan untuk memperbaiki berat tubuh jawaban TBC perlu adanya pemfokusan zat-zat masakan sebagai berikut :
  1. Vitamin A       : Tomat, wortel, susu, dan ikan
  2. Vitamin B       : Ikan, daging, kacang-kacangan, dan telur
  3. Vitamin B12   : Telur, daging, dan susu
  4. Vitamin C       : Jeruk, Lemon, dan paprika
  5. Seng               : Hati, kepiting, udang, kerang, dan sarden
  6. Kalsium          : Susu, teri, udang, dan bayam
  7. Kalium            : Daun papaya, susu, dan kapri
  8. Magnesium    : Daging
  9. Fosfor             : Bayam merah, beras merah
  10. Ferum             : Kacang hijau, tempe, dan telur
Apa saja pantangan dan tips pencegahannya?
Selain macam-macam masakan sehat di atas, adapun beberapa catatan penting dalam pemenuhan gizi seimbang serta hal-hal penting lainnya dalam mempercepat penyembuhan TBC, antara lain :
  1. Kurangi dan hindari masakan jajanan atau masakan ringan sewaktu menjelang waktu makan utama.
  2. Tidak mengonsumsi buah yang asam dan mengakibatkan gas, yaitu kedondong, nanas, durian, dan nangka.
  3. Tidak mengonsumsi buah yang terlalu bergetah menyerupai duku, rambutan, anggur, dan kelengkeng.
  4. Kurangi makan masakan siap saji dan gorengan (berminyak).
  5. Tidak ada pantangan khusus bagi penderita TBC terhadap masakan kecuali penyakit lain (kencing manis, asam urat, penyakit hati, dan lain-lain). Pada kondisi ini, segera konsultasikan pada andal gizi.
  6. Pada Ibu penderita TBC, ASI tetap diberikan kepada si bayi dengan syarat ibu harus menggunakan masker untuk pengantisipasian.
  7. Bagi penderita untuk tidak meludah di sembarang tempat.
  8. Melakukan penjemuran daerah tidur, sarung bantal, sprei, dan benda-benda yang sering digunakan penderita untuk menghilangkan bakteri.
  9. Kurangi pengonsumsian gula halus dan olahannya menyerupai puding, kudapan cantik dan sereal.
  10. Kurangi saus yang mengandung natrium dan gula.
Bagaimana cara pengobatannya

Memang betul mencegah akan lebih baik dari mengobati, tapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa penyakit dapat tiba kapan saja dan dimana saja. Berikut beberapa proses pengobatan TBC sesuai dengan mekanisme kesehatan.

Yang pertama adalah pertolongan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang diberikan kepada bayi berusia 2 bulan sebagai imunisasi dasar. Ini berarti tugas orang renta sangat ditekankan demi kesehatan buah hatinya.

Yang kedua adalah dengan pemberian anti biotik untuk proses pemulihan tubuh dari TBC, antara lain :
  1. Isoniazid
  2. Pyrazinamide
  3. Rifampicin
  4. Ethanol
Semua obat niscaya ada imbas sampingnya, jadi beberapa obat diatas punya imbas samping menyerupai  perut mual dan muntah-muntah, turunnya nafsu makan dan timbul ruam pada kulit.

Namun sejatinya dokter akan tetap menganjurkan pengomsumsian obat antibiotik  sedikitnya 2 ahad sekali dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh dokter. Biasanya ketentuan pengomsumsiannya akan melebihi waktu penyembuhan, ini bertujuan untuk mencegah menurunnya kembali kondisi tubuh penderita sekaligus meningkatkan perlindungan kekebalan semoga basil TBC tidak akan kembali lagi.

Adakah ramuan tradisional untuk mengobatinya?

Bagi anda yang was-was dengan imbas samping dari penggunaan produk obat anti biotik, maka obat tradisional-lah dapat menuntaskan problem anda. Dilansir dari banyak sekali sumber, kami temukan beberapa ramuan khusus untuk TBC, diantaranya yakni :

# Ramuan daun legundi (3 kali sehari)
  1. Rebus 3 gelas air bersih.
  2. Masukan 4 kepal daun legundi.
  3. Saring dan dinginkan sebelum dikonsumsi.
# Getah bambu
  1. Siapkan bambu tali yang tidak terlalu tua, kemudian potong pucuknya.
  2. Kemudian bungkus rapat dan letakan di daerah yang tidak terlalu lembab, kemudian biarkan selama semalam.
  3. Konsumsii 3 kali sehari.
# Kembang sepatu
  1. Bersihkan 2-3 tangkai bunga sepatu, kemudian gerus sampai halus.
  2. Tuangkan ½ gelas air minum.
  3. Peras dan saring, kemudian minum sebanyak 3 kali sehari.