Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesawat Tempur Propeller - Heinkel He 219 Uhu



Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Mei 2018

Selamat pagi, siang, dan malam sahabat pecinta dunia militer. Apa kabar? Semoga baik-baik saja ya!


Artikel yang akan saya unggah kali ini, masih berkutat di seputar dunia militer, yaitu pesawat tempur malam yang sangat populer pada masa Perang Dunia Ke II hasil racikan dari Jerman.


Seperti kita ketahui bersama, di masa Perang Dunia Ke II, pertempuran udara (dogfight) lebih didominasi oleh pertempuran disaat jelas (day war). Karena keterbatasan teknologi dikala itu, kemampuan visual atau penglihatan dari pilot menjadi penentu utama dari pertempuran udara. Pertempuran udara dikala gelap, atau malam hari, menjadi minor, dan jarang dilakukan. Bukan berarti pertempuran dikala kondisi gelap menjadi hal yang tidak mungkin, hanya saja tidak dominan. 


Dan salah satu pesawat tempur yang seorang mahir bertempur di malam hari yaitu - Heinkel He 219 Uhu. Memang, tak banyak pengamat militer yang mengetahui wacana pesawat tempur malam yang satu ini, mereka jauh lebih familiar dengan Me-109/Bf-109, atau Fw-190, atau He-111, Ju-87, dan lain sebagainya. Padahal, pesawat jenis ini menunjukkan bantuan yang tidak sedikit dalam pertempuran, terutama dalam menghalangi pemboman malam hari oleh musuh.


Heinkel He 219 Uhu yaitu pesawat tempur malam yang paling populer selama Perang Dunia ke II. Keganasan dari pesawat ini  bahkan menciptakan ciut nyali lawan-lawannya, dan menjadi faktor utama yang mengakibatkan RAF menjadwal ulang rencana-rencana serangan malamnya demi menghindari kontak eksklusif dengan si burung hantu ini. 


Keganasannya sudah terbukti dikala pertama kali terlibat dalam pertempuran di Werner Streib. Dalam sebuah misi tunggal, sebuah He-219 bisa menjatuhkan lima pesawat tempur malam Royal Air Force. Sepuluh hari kemudian, tiga pesawat ini bisa merontokkan 20 pesawat sejenis  milik RAF. 


Sebenarnya, He-219 tercipta sebab tidak disetujuinya purwarupa pesawat pembom berkecepatan tinggi buatan Heinkel yang diberi isyarat P-1055. RLM (Kementrian Udara Jerman) tidak menyetujuinya sebab pesawat ini dianggap terlalu rumit dan riskan. Akhirnya, dengan berbasis pesawat Junker Ju-88 dan Messerchmitt Me-210, dibuatlah He-219 yang terbang perdana pada Juli 1943


Spesifikasi He-219

Jenis : Night Figter

Dimensi :
Panjang : 15,60 m, Tinggi: 4,4 m, Rentang sayap:18,5 m

Berat :
13.560 kg 

Mesin :
2 X  Daimler Benz DB 603A 1.287 kW, 1.750 Hp


Performa :
Kecepatan maksimum : 619 km/jam, Radius tempur : 1.540 km, Ketinggian maksimum:10.550

Persenjataan : 2 kanon 20 mm MG 151/20 mm, 2 kanon MK 108/30 mm, 2xMK 108 Schrage Musik

Kru : 2 Orang

Sumber : Edisi Koleksi Angkasa “MESIN PERANG NAZI JERMAN”