Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Attack Helicopter A-129 Mangusta (Helikopter Serang/Tempur A129 Mangusta) Bab 1



Kemayoran, Jakarta, Jum'at, 22 Juni 2018

Artikel kali ini akan mengulas ihwal satu jenis alut sista dari tipe Helikopter Tempur/Serang lansiran dari negara pizza, Italia. Kode helikopter itu yaitu A129 Mangusta. 


Didesain untuk menghadapi kekuatan tank Uni Soviet yang memang populer alasannya yaitu kuantitasnya yang luar biasa. Sebagai anggota NATO, Italia memandang perlu adanya satu sistem senjata, yang bisa menghadapi bahaya tersebut.

Karena artikel ini panjang, maka penulisan artikel ini akan dibagi menjadi dua bagian, dan ini yaitu kepingan pertama dari artikel.

Bagian I


Sampai dengan tahun 1990-an, sepertinya Uni Soviet (saat itu) mempunyai keyakinan, bahwa konflik menyeluruh yang terjadi di benua Eropa tidak akan ber”eskalasi” menjadi suatu peperangan nuklir. Hal ini tercermin didalam rencana paling selesai yang dibentuk oleh Uni Soviet menurut anggapan, bahwa banyak sekali konflik konvensional antara negara pendukungnya dengan NATO akhir-akhir ini sudah cukup memperlihatkan peluang kepada Uni Soviet untuk tampil sebagai pemenang, sebelumpara pengambil keputusan blok NATO tetapkan untuk memakai senjata nuklir.


Bermula dari tank T-34, JS-2, KV,  Tentara Merah yang berhasil menghancurkan panser-panser NAZI (seperti PzKpfw IV, PzKpfw V-Panther, dan PzKpfw VI Tiger) dalam palagan Perang Dunia ke II, Uni Soviet mempercayakan kekuatan militernya di atas keunggulan dan jumlah tank yang besar. Sampai ketika ini, Angkatan Darat Uni Soviet berkekuatan 52.000 tank tempur utama, 17.000 diantaranya terdiri dari tank (semi?) modern dari jenis T-64, T-72, dan T-80. Untuk mengimbangi kekuatan tersebut, NATO hanya sanggup mengadalkan 31.000 tank terbaik mereka, dan jumlah ini sudah termasuk bala dukungan dari Amerika Utara.


Dengan jumlah tank yang begitu besar, Uni Soviet mengubah ukuran satuan divisi tanknya menjadi dua kali lipat dari ukuran satuan divisi tank pada umumnya. Sebuah divisi tank Uni Soviet berkekuatan 450 tank tempur, 600 kendaraan infanteri, dan 300 buah artileri, termasuk didalamnya peluncur roket ganda. Tugas sebuah divisi tank Uni Soviet yaitu melaksanakan penyerbuan ke dalam wilayah NATO, kemudian mempertahankan tempat yang telah dikuasainya untuk memberi kesempatan dan melindungi pengiriman bala dukungan yang diterjunkan dari udara.


Untuk menghentikan gerak maju divisi tank Uni Soviet yang dilengkapi dengan tank tempur yang populer cepat, lincah, dan ulet, idealnya dipakai sebuah system senjata “pembunuh tank” yang juga mempunyai kecepatan yang tinggi, ringan, serta dilengkapi dengan persenjataan yang bisa “melahap” tank.

Sebagai balasan untuk mengatasi dilema itu, pilihan dijatuhkan pada helicopter anti tank.akan tetapi, untuk membuat sebuah helicopter antitank yang modern dan sanggup diopersikan di segala kondisi cuaca, bukanlah suatu kasus yang mudah. Sehingga, ketika helicopter ini mulai dirancang, NATO masih mengandalkan helicopter anti tank AH-64A “Apache” Angkatan Darat Amerika Serikat.


Dalam perjuangan untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada Amerika, negara-negara Eropa Barat melaksanakan banyak sekali kegiatan pengebangan sebuah helicopter anti tank yang ringan dan modern. Jerman (Barat) dan Perancis bekerja sama berbagi helicopter antitank PAH-2/HAC, Inggris berbagi helicopter Lynx 3, dan Italia berbagi A-129 “Mangusta”.

A-129 “ MANGUSTA”






Berawal dari kebutuhan Angkatan Darat Italia akan sebuah helicopter ringan yang bisa melaksanakan kiprah sebagai helicopter ringan yang bisa melaksanakan kiprah sebagai helicopter antitank, perusahaan Gruppo Agusta di Milan merancang dan membuat sebuah heikopter anti tank A-129 “Mangusta”, yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak Angkatan Darat Italia, yaitu :

  1. Helikopter itu harus bisa operasional penuh pada siang dan malam.
  2. Helikopter itu harus bisa operasional penuh dalam segala kondisi cuaca.
  3. Helikopter itu harus bisa operasional penuh dalam moda perang kimia.
  4. Helikopter itu harus bisa operasional dalam moda perang elektronik.
  5. Helikopter itu harus mempunyai kemampuan IFF (Identification Friend-or-Foe).
  6. Helikopter itu harus mempunyai pertahanan diri yang tinggi.



Rancangan A-129 “Mangusta” yang diselesaikan pada tahun 1981 melaksanakan penerbangan pertama kali pada tanggal 15 September 1983. A-129 “Mangusta” yang keseluruhannya buatan Italia ini berawak dua orang (Pilot duduk di belakang, dan penembak duduk di kepingan depan) bermesin ganda Rolls Royce GEM 2 Mk. 1004, dan sebagian besar tubuhnya (sekitar 45%) terbuat dari materi komposit.

Empat bilah rotor utama A-129 “Mangusta” yang terbuat dari materi adonan baja dan titanium, masing-masing dipasang pada sebuah “elastromeric” yaitu materi sintetis karet dan plastik. Pada kepingan ujung bilah rotor utama dirancang bisa mengurangi bunyi bising yang timbul sewaktu rotor berputar. Rotor utama buatan perusahaan Nomex ini bisa menahan tembakan peluru kaliber 23 mm. disamping kekebalan rotor utama, keseluruhan system pengendalian penerbangan A-129 “Mangusta” ditempatkan terlindung di dalam sebuah tiang yang berputar, dan diselimuti dengan kawat pembungkus. Kawat pembungkus ini juga dibentuk untuk melindungi perangkat penginderaan yang dipasang pada ujung tiang.


Kemudian, ada tiga buah system “servo control” yang memakai tenaga Hidraulik, masing-masing untuk membantu menggerakkan rotor utama, rotor ekor, dan untuk membantu system “fly by wire”. Ketiga system servo-control tersebut digabungkan menjadi satu, sehingga pilot sanggup damai mengendalikan pesawat melalui system mekanik pedal kaki.

Bersambung.

Sumber :

- Majalah Teknologi & Strategi Militer, No. 41