Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multirole Fighter Jet/Pesawat Tempur Multiperan S.E.P.E.C.A.T Jaguar Bab 1



Kemayoran, Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018

Artikel kali ini akan membahas wacana satu pesawat jet tempur multiperan (multirole) hasil kolaborasi yang apik antara Inggris dan Perancis. Didesign menurut tuntutan akan satu pesawat yang bisa menjalani beberapa kiprah sekaligus, selain sebagai pesawat tempur, pesawat ini juga harus bisa mengemban kiprah sebagai pesawat penyergap, dan juga pesawat pembom ringan guna memperlihatkan derma kepada pasukan di darat.


Demi alasan efesiensi dalam hal anggaran, maka dua negara pemenang pemenang Perang Dunia ke II, yaitu Inggris dan Perancis, berkomitmen untuk bekerja sama dalam merancang satu pesawat, yang nantinya akan dioperasionalkan oleh kedua negara tersebut.


Salah satu unsur paling penting didalam menyelenggarakan sebuah agenda kolaborasi antar negara yaitu penggabungan dan penyelarasan kecakapan dan sumber daya yang ada di antara negara-negara yang bersepakat untuk melaksanakan kerja sama. Hal tersebut berlaku disemua bidang termasuk kolaborasi di dalam bidang pengembangan teknologi kedirgantaraan. Demikian pula halnya dengan kolaborasi yang dilakukan Inggris dan Perancis dalam membuatkan pesawat tempur multiperan/multirole yang dikemudian hari pesawat tersebut dikenal dengan nama SEPECAT Jaguar.


Berawal dari kebutuhan akan sebuah pesawat tempur yang bisa memikul kiprah utama sebagai pesawat penyergap disamping bisa berperan sebagai pesawat pemberi dukungan serangan dari udara terhadap pasukan yang ada di darat, bisa melaksanakan penetrasi ke belakang wilayah pertahanan pihak lawan, dan bisa melaksanakan pengintaian.


Inggris dan Perancis bersepakat memenuhi kebutuhan tersebut melalui sebuah agenda kerja sama. Penelitian mulai dilakukan pada awal tahun 1960. Dari penelitian ini. Perancis menghasilkan tawaran ECAT (Ecole de Combat et Appui Tactique) da menunjuk perusahan Dassault-Breguet untuk membuatkan prototipe Br. 121. Sedangkan Inggris melalui angkatan udaranya menghasilkan tawaran Air Staff sasaran 362 dan menunjuk perusahan British Aerospace untuk membuatkan prototipe P.45. dari penggabungan prototipe ini nantinya lahir SEPECAT Jaguar.


Penandatanganan perjanjian kolaborasi dilakukan antara Inggris dan Perancis pada bulan Mei 1965. Perancis ditunjuk sebagai penanggungjawab program, dan perusahaan Dassault-Breguet diserahi tnggung jawab mengelola pelaksanaan proyek pengembangan Jaguar yang didaftarkan dengan nama S.E.P.E.C.A.T (Societe Europeanne de Production de l’Avion d’Ecole de Combat et d’Appui Tactique).


PENAMPILAN DAN KHARAKTERISTIK PESAWAT

Kesan sepintas yang bisa diperoleh dari sosok Jaguar yaitu tubuhnya yang tampak ringkas, kecil, dan ramping. Seperti layaknya pesawat tempur pada umumnya, badan Jaguar bisa dibagi menjadi tiga bagian. Bagian depan dan tengah termasuk ruang penyimpanan roda pendarat utama dibentuk oleh Dassault-Breguet. Jaguar menggunakan empat buah roda pendarat utama dan sebuah roda pendarat depan, dan membutuhkan tiga buah “Landing Gear” buatan perusahaan Messier-Hispano-Bugatti. Landing gear untuk roda pendarat utama terdiri atas sebuah “pivoted axle beam”, sebuah penopang bab bawah kaki utama. Sedangkan Landing Gear untuk roda depan terdiri dari sebuah penarik, sebuah penopang kaki bab bawah, tuas kemudi, dan sebuah garpu yang menghubungkan roda dengan ketiga perangkat tersebut. Semua roda yang digunakan Jaguar buatan perusahaan Dunlop.


Perusahaan British Aerospace (Bae) bertanggung jawab menciptakan badan pesawat bab belakang, sayap ekor, fin, dan sayap utama. Sepasang sayap utama pada Jaguar dipasang miring ke belakang dengan sudut kemiringan 40 derajat, dan terbuat dari materi gabungan aluminium padat dengan sepasang tiang penyangga berada di dalamnya. 


“Aileron” yang biasanya digunakan untuk melaksanakan gerakan “roll” atau gerakan guling dan untuk menyangga biar pesawat tidak miring ke kanan atau ke kiri pada dikala melaksanakan pendaratan tidak terdpat pada sayap Jaguar. Yang ada masing-masing sayapnya hanyalah sepasang “spoiler” yang ditempatkan sempurna di depan sepasang “flap”. Selain sayap ekor, “fin” dan sayap utama, di bawah “nozzle” juga terdapat sepasang “fin” yang sangat berkhasiat untuk menambah kestabilan pada dikala terbang dengan kecepatan tinggi.


Di bawah sepasang sayap utamanya yang merentang selebar 8,69 meter dan di bawah tubuhnya yang membujur sepanjang 16,83 meter terdapat empat buah dan sebuah pylon untuk mencantelkan persenjataan. Pada kelima buah pylon tersebut bisa digantungkan aneka macam senjata sampai seberat 4.763 kilogram. Sementara itu berat kosong Jaguar mencapai 7.000 kilogram dan berat maksimum untuk lepas landas yaitu 15.700 kilgram.


Sesuai tugas-tugas yang dibebankan, Jaguar bisa membawa aneka macam jenis persenjataan antara lain delapan buah bom tipe 117 k 3 yang masing-masing memiliki berat 454 kilogram, rudal anti radar Matra AS 37 martel, dua buah rudal udara-ke-udara Matra R.550 Magic, bom nuklir AN-52, enam buah bom Durandal, dua buah rudal udara-ke-udara AIM-9P/Sidewinder, dan dua buah tangki materi bakar cadangan RP-36 yang masing-masing berkapasitas 1.200 liter. Sedangkan tangki materi bakar internal yang ada di dalam sepasang sayap, di dalam badan bab belakang. Dan di dalam badan bab tengah bisa menampung materi bakar sebanyak 4.200 liter.


Dengan menggunakan materi bakar yang ada di dalam tangki internal, Jaguar memiliki radius tempur dalam misi lo-lo-lo sejauh 537 kilometer, dan jikalau ditambah dengan tangki eksternal menjadi 917 kilometer. Untuk radius tempur dalam misi hi-lo-hi dengan tangki internal dan external, Jaguar bisa menempuh jarak sejauh 1.408 kilometer.


Apabila radius tempur ini dibandingkan dengan pesawat-pesawat tempur lain yang sekelas dengan Jaguar, untuk misi hi-lo-hi, Jaguar menempati urutan kedua sehabis Vought A-7D/Corsair, General Dynamics F-16/Fighting Falcon, Fairchild A-10 Thunderbolt, Mig-27/Flogger D, Sukhoi Su-17/Fitter dan Harrier, yang masing-masing secara berturut-turut memiliki radius tempur 885 km, 547 km, 463 km, 390 km, dan 185 km.


Sejak tahap awal pengembangan sampai tahap produksi dan memasuki masa operasionalnya, terdapat dua buah mesin yang digunakan pada Jaguar. Kedua-duanya buatan perusahaan Rolls-Royce dan berjenis turbofan. Mesin pertama yang digunakan yaitu Turbomeca Adour Mk 102 yang berdaya dorong 3314 kilogram afterburner dan yang kedua yaitu Turbomeca Adour Mk. 104 yang berdaya dorong 4205 kilogram afterburner.


Mesin seri Mk. 104 menggantikan Mk. 102 semenjak tahun 1978. Karena Jaguar menggunakan dua buah mesin Mk. 104, maka total daya dorong yang bisa dihasilkan yaitu 8.410 kilogram. Dengan total daya dorong tersebut Jaguar bisa melaju dengan kecepatan maksimum mach 1,6 pada ketinggian 10.795 meter. Sedangkan pada ketinggian rendah, kecepatan maksimum Jaguar mencapaai mach 1,1. Kedua jenis mesin tersebut di atas dipasang pada semua Jaguar yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis dan Inggris. Sedanagkan mesin yang dipasang pada Jaguar versi ekspor yaitu Turbomeca Adour Mk. 804 dan Mk. 811

Bersambung ke artikel selanjutnya.