Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Submachine Gun/Pistol Mitraliur Sa. Vz. 61 Skorpion



Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 30 Juni 2018

Masih diseputar artikel yang mengulas perihal hal-hal yang beraroma militer, kali ini yang akan kita ulas adalah, satu pistol mitraliur/submachine gun yang pernah digunakan oleh salah satu pasukan elit Indonesia, Paskhas Tentara Nasional Indonesia AU. Nama pistol mitraliur ini ialah Sa. Vz. 61 Skorpion.


Samopal Vzor (pistol mitraliur) 61 Skorpion boleh dibilang perpaduan unik antara Submachine Gun/Pistol Mitraliur dengan pistol otomatis. Dibangun sebagai pengganti pistol, kemampuan Skorpion yang mempunyai magasen dengan layout menyerupai sebuah pistol mitraliur mengakibatkan posisinya istimewa alasannya ialah digunakan juga oleh unit lintas udara dan pasukan khusus Cekoslovakia. Apalagi keberadaan popor lipat berupa model tabung kawat sederhana kian memperkuat imagenya sebagai Pistol Mitraliur. 


Skorpion dibangun dengan model yang berbeda dengan senjata kebanyakan. Pengokang diletakkan di sisi kanan-kiri receiver, sementara lubang daerah keluarnya peluru diposisikan di sisi atas receiver. 


Dengan bodi kecil dan prosedur delayed blowback, terperinci hanya butuh waktu singkat bagi bolt hingga ke depan, membuat dilema tingginya kecepatan tembak Skorpion yang dihadapkan pada keterbatasan kemampuan laras Skorpion yang pendek dan tipis untuk bisa menanganinya. Untuk itu, perancang pabrikan CZ mendesain sear dan delaying lever/plunger. Begitu Bolt hingga ke belakang, sear akan “mematuk” bolt, menghentikan sementara hingga kuncian sear diungkit oleh tuas plunger. Dengan begitu, terhambatnya bolt kembali ke depan secara otomatis mengurangi kecepatan tembak skorpion. 


Untuk urusan varian, Skorpion versi awal keluar dengan kaliber .32 ACP, satu-satunya kaliber yang ada dalam arsenal Barat maupun Timur. Tahun 1982, Skorpion mengalami perubahan lagi dengan diperkenalkannya Sa. Vz. 82 dalam kaliber 9X18 Makarov, kaliber pistol standar Pakta Warsawa. Versi ekspornya disebut Sa. Vz. 83, diisi dengan peluru .380 ACP. Kedua varian ini memakai popor hitam sintetik menggantikan popor kayu. 


Untuk yang lebih menyukai Skorpion dengan aroma Submachine Gun/Pistol Mitraliur  yang kental, disediakan magasen lurus berkapasitas 20/30 peluru dan juga peredam untuk aplikasi pasukan khusus.


Di Indonesia, Skorpion juga dikenal baik oleh pasukan khusus, sebuah anatema, mengingat skorpion notabene senjata Blok Timur dan justru tiba sesudah Indonesia memutuskan hubungan dengan negara-negara komunis.



Tercatat, PasKhas Tentara Nasional Indonesia AU menggunakannya sebagai senjata standar, sebelum posisinya digantikan oleh HK MP5 PDW. Perwira intelejen Kopassus yang bertugas di Timor Timur ketika jajak pendapat 1999 juga membawa Skorpion alasannya ialah gampang disembunyikan, dan juga untuk penyangkalan identitas, alasannya ialah Skorpion bukanlah senjata senjata organik TNI. Korps Brimob menjadikannya senjata staandar, tidak hanya untuk operasi PJD (Pertempuran Jarak Dekat), tetapi juga untuk misi pengawalan. Paspampres juga diketahui pernah memakai Skorpion. 


Asal : Cekoslovakia
Tahun : 1961
Kaliber : 9x19mm/9x18mm Makarov/.32 ACP
Sistem operasi : Delayed Blowback
Panjang keseluruhan : 517mm (popor terentang)/ 270mm (popor terlipat)
Panjang Laras : 115mm
Bobot kosong : 1,28 kg
Vo meninggalkan laras : 310  fps
Jarak tembak efektif : 150 m
Rate of fire : 1.100 ppm
Kapasitas magaesen : 10/20/24/30 peluru

Sumber : COMMANDO-War Machine series, SUB MACHINE GUN, KECIL RINGKAS DAN MEMATIKAN