Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Makanan Hasil Pengawetan Cara Diasinkan

Proses pembusukan materi makanan tidak bisa dihindari tetapi hanya bisa dihambat. Salah satu caranya yaitu menekan perkembangan mikroba-mikroba pembusuknya. Mikroba ini akan berkembang biak secara lambat kalau kondisi lingkungannya tidak optimal untuk hidupnya. Setiap mikroba memerlukan media lingkungan hidup dan makanan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kondisi lingkungan ini tidak sesuai, maka pada awalnya mikroba akan menyesuaikan diri. Namun kemampuan ini sangat terbatas, sehingga kalau hal ini tetap dipertahankan maka pada balasannya sebagian besar mikroba akan mati.

Salah satu cara untuk membuat kondisi lingkungan yang mematikan mikroba yaitu dengan penambahan garam. Cara ini biasa disebut dengan istilah penggaraman atau diasinkan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi kadar air semoga mikroba terutama jenis basil tidak sanggup berkembang biak, sekaligus untuk proses perombakan oleh enzim terhambat sehingga materi makanan akan lebih abadi dan tahan usang kalau disimpan.

Berikut ini yaitu beberapa macam materi makanan dengan memanfaatkan pengawetan dengan cara diasinkan, yaitu sebagai berikut :

A. Telur Asin 1

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. 1 liter air
Alat :
  1. Panci peredam
  2. Pengaduk
  3. Panci perebus
  4. Wajan
  5. Ember plastik
  6. Kain bersih
  7. Kompor
Cara membuat :
  1. Didihkan air, kemudian tuangkan ke dalam garam dan aduklah hingga larut semuanya, kemudian dinginkan.
  2. Cuci telur dan masukkan ke dalam larutan garam, kemudian rendam selama 7 - 10 hari.
  3. Setelah penggaraman selesai, telur siap dibongkar.
  4. Selanjutnya yaitu proses perebusan untuk mendapat telur asin rebus, atau digoreng untuk mendapat telur asin mata sapi yang asinnya merata.
B. Telur Asin 2

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. Air
  4. 1,5 liter bubuk bata
Alat :
  1. Pengaron
  2. Ember plastik
  3. Kain bersih
  4. Batang penumbuk padi
  5. Ayakan
  6. Panci perebus
  7. Kompor
  8. Baskom
  9. Stempel
Cara membuat :
  1. Siapkan bata merah yang ditumbuk dan disaring halus.
  2. Campurkan bubuk rata dan garam hingga merata dan berilah sedikit air semoga gabungan tidak jadi lembek.
  3. Cuci telur, kemudian bungkus.
  4. Simpanlah telur yang sudah dibungkus dalam wadah atau kantong plastik untuk proses pemeraman.
  5. Setelah penggaraman dinilai cukup, telur dibongkar dari gabungan bubuk bata merah dan garam.
  6. Cuci hingga higienis dan telur asin siap dikonsumsi atau diolah kembali sesuai keinginan.
Untuk memahami proses pembuatan telur asin, simaklah langkah-langkah dari denah berikut ini :
Proses pembuatan telur asin
C. Pindang Paso

Bahan :
  1. Ikan segar
  2. Garam
Alat :
  1. Paso/kendil dari tanah
  2. Tampah
  3. Jerami
  4. Anyaman bambu
  5. Daun pisang kering atau daun bambu kering
  6. Tungku api
Cara membuat :

+ Persiapan
  1. Pilih ikan yang masih segar berdasarkan jenis dan ukurannya.
  2. Cuci ikan dengan air higienis yang mengalir untuk menghilangkan kotoran dan lendirnya.
  3. Pemilihan garam yang sesuai untuk pembuatan pindang yaitu garam ukuran kristal lembut. Hal ini bertujuan semoga proses peresapannya lebih cepat dan menguangi kerusakan pada tubuh ikan.
  4. Jumlah garam untuk membuat pindang pada umumnya sekitar 20% dari berat ikan, atau bisa diubahsuaikan dengan selera.
  5. Selalu menjaga kebersihan alat, memperhatikan sanitasi dan sirkulasi udara.
+ Pengolahan
  1. Pertama lapisi bab dasar paso dengan menggunakan anyaman bambu, atau mali padi (merang), atau daun pisang kering, ataupun daun bambu kering yang selanjutnya ditaburi garam.
  2. Kemudian ikan yang sudah dicuci higienis dibungkus dengan kertas atau daun bambu kering, kemudian masukan dan atur rapi satu per satu ke dalam paso. Pembungkusan tiap ikan bertujuan semoga ikan tidak lengket dan saling menempel. Selain itu semoga daya tampung paso lebih banyak, penempatan ikan diatur secara selang-seling dan berlapis-lapis dimana letak kepala ikan diadukan dengan bab ekor ikan lainnya.
  3. Taburi garam di atas lapisan pada setiap satu baris ikan yang disusun. Cara lainnya yaitu dengan cara melumuri semua ikan dengan kristal garam sebelum disusun di dalam paso.
  4. Setelah semua ikan disusun, isi paso dengan air hingga penuh.
  5. Taburi kembali lapisan paling atas dengan garam, kemudian rebus.
  6. Perebusan dilakukan dengan paso yang terbuka dan usang perebusan pada umumnya berkisar antara 3 - 6 jam.
  7. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil pada bab bawah paso untuk membuang semua air yang ada di dalamnya, tadahi air dengan ember. Air rebusan ini nantinya akan dibentuk menjadi petis atau kecap ikan.
  8. Tutup kembali lubang-lubang tersebut dengan menggunakan kayu atau sabut kelapa.
  9. Panaskan lagi dengan api yang kecil. Tujuannya untuk melenyapkan tetes-tetes air yang tersisa sehingga ikan terlihat kering mengkilat.
Ciri-ciri ikan pindang yang sudah masak
  • Mata ikan berwarna putih susu.
  • Permukan terlihat agak retak-retak.
  • Sisik ikan merenggang.
  • Tubuh ikan menyusut sehingga sambungan kepala dari tubuh nampak sedikit menonjol.
  • Perut lebih pipih.
  • Aroma uap airnya terasa sedap.

+ Penyimpanan
  1. Setelah dilakukan perebusan, angkat paso dari tungku dan dinginkan selama beberapa saat.
  2. Jika sudah dingin, taburkan garam kristal dan tutup menggunakan tampah yang diikat dengan tali. Tujuannya yaitu untuk menyimpan ikan pindang semoga lebih abadi dan tahan lama.
  3. Ikan pindang dalam paso tersebut bisa pribadi dipasarkan atau disimpan di daerah yang aman.
  4. Penyimpanan harus dilakukan dengan baik semoga ikan pindang tersebut bisa bertahan hingga lebih dari 1 bulan.