Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multipurpose Helicopter/Helikopter Multi Guna – Mbb Eurocopter Bo 105



Kemayoran, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018

Masih dalam artikel yang mengulas perihal aneka macam hal yang menyangkut militer. Artikel kali ini, kita akan mengulas perihal satu helikopter besutan dari Jerman, yang memang sudah kesohor akan kehebatannya. Kalau sebelumnya yang dibahas yakni seri alat perang, ibarat PzKpfw IIPzKpfw IIIPzKpfw IVPzKpfw V, atau seri pesawat tempur ibarat Me-262, Bf-109, dan lain sebagainya, kali ini yang akan kita bahas yakni 'helikopter'. 


Bagi para penikmat dan pecinta dunia dirgantara, aku rasa tak akan abnormal dengan helikopter yang satu ini. Selain “species” nya sangat banyak, di Indonesia, 3 Angkatan dalam Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian juga memakai helikopter ini. Belum lagi badan-badan lain selain yang disebutkan barusan. Salah satu contoh: Basarnas, juga memakai helicopter ini.



Ada aneka macam alasan yang mendasari banyaknya operator yang memakai helikopter ini. Selain alasannya yakni memang Indonesia memproduksi helikopter ini dibawah lisensi, tentunya alasannya yakni helikopter ini terbilang cukup handal, dan sanggup dirubah/modifikasi untuk aneka macam tugas dan keperluan, mulai dari helikopter sipil, helikopter serang, medis, patroli perairan, SAR, dan lain sebagainya. Dari aneka macam kelebihan tersebut, tak salah kiranya jikalau helikopter ini termasuk salah satu helikopter yang populasinya terbilang besar di Indonesia.


Bo 105 yakni helikopter multifungsi bermesin ganda yang ringan yang didesain dan dikembangkan oleh pabrikan Bolkow di Jerman. Helikopter tipe ini dibentuk oleh Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) sampai tahun 1991, ketika MBB menjadi bab dari Eurocopter.


Produksi Bo 105 berlanjut sampai tahun 2001, dimana lebih dari 1500 versi militer dan sipil dari tipe ini mulai diproduksi. Tipe ini dilengkapi dengan sistem rigid-rotor (didesain bahu-membahu dengan Aerospatiale) dan dua mesin turboshaft, yang memungkinkan Bo 105 sangat gampang bermanuver dan aerobatik. Kokpitnya didesain untuk menunjukkan kru pandangan yang baik berkat beling depan yang besar. Bo 105 juga sanggup beroperasi dalam segala kondisi cuaca.


Pembuatan desain dari tipe ini dimulai pada tahun 1962 dan purwarupanya, yang ditenagai oleh mesin turboshaft milik Allison, terbang perdana pada 16 Februari, 1967, dipiloti oleh pilot test MBB, Wilffried Von Engelhardt. Sertifikasi sipil untuk tipe ini diberikan pada tahun 1970, sehingga mulai diproduksi untuk operator penegakan aturan dan layanan publik di Jerman, serta untuk pembeli dari luar negeri.


Versi Bo 105C dari tipe ini dikembangkan selama tahun 1972, dan menteri pertahanan di Jerman Barat (waktu itu, sebelum unifikasi) menentukan tipe ini untuk agenda pengadaan helikopter ringan dan memesan 100 unit pada tahun 1977.


Tentara Jerman juga menerima 212 unit BO-105 PAH-1, versi anti tank yang dipersenjatai dengan enam misil HOT, sistem misil anti-tank jarak jauh generasi kedua.


Penglihatan inframerah untuk sistemnya yang berada di atas kokpit, sempurna di atas pilot, menciptakan kru sanggup melihat sasaran sasaran ketika gelap atau malam hari dan dalam segala kondisi cuaca, bahkan ketika helikopter melayang di belakang bukit.


The German Army Aviation Corps (Heeresfliegertruppe) yakni pengguna terbesar dari tipe ini, dengan total sebanyak 300 unit yang dipakai. Tipe ini juga digunakan untuk ketika pengamatan dan pengangkutan. Kargo yang besar sanggup diangkut dengan cara dikaitkan dengan pengait (hook) yang tersedia di bab bawah tubuh heli. Muatan itu juga sanggup dengan gampang dilepaskan dengan moda pelepasan darurat yang dikendalikan dari kokpit.


Selain Indonesia, tercatat operator yang memakai helikopter ini yakni Albania, Chilli, Kolombia, Irak, Meksiko, Belanda, Filipina, Spanyol, dll. Banyak pengguna dari luar negeri telah memodifikasi/meluncurkan tipe Bo 105 dalam tipe patroli maritim. Untuk tugas CASEVAC/MEDEVAC, helikopter sanggup memuat dua tandu/usungan di belakang kru. Pintu clamshell/kerang di sisi tubuh menunjukkan susukan ke daerah penyimpnan kargo.


Versi sipil dari BO 105 telah digunakan untuk banyak peran, ibarat SAR, penegakan hukum/kepolisian, ambulan, serta evakuasi di gunung.

NBO-105: diprodusi oleh IPTN (sekarang PT DI) di bawah lisensi dari MBB (sekarang Eurocopter) sejak 1976; total ada 123 heli jenis ini yang diproduksi di Bandung dan digunakan untuk keperluan dalam negeri dan ekspor (salah satunya ke Yordania) . Varian yg diproduksi oleh IPTN yakni NBO-105 CB, NBO-105 CBS (versi yang diperpanjang mulai produksi ke 101 dan seterusnya) dan NBO 105S (versi diperpanjang juga). Dari keseluruhan pesawat , hanya rotor dan transmisi yg disuply oleh Jerman
  

Terbang Perdana : 16 Februari 1967
Kru : 2 Orang
Bobot : 1.280 kg (Kosong), MTOW : 2.450 kg


Dimensi :
Diameter rotor: 9,84 m 
Panjang : 11,86 m
Tinggi : 3,00 m


Persenjataan :
Senjata utama : Senapan mesin 12,7mm, Pod peluncur roket, 
Kanon pod, pelontar granat, bom, roket anti tank, dll.
Mesin : 2 X Allison 250-C20B turboshaft


Performa : 
Kecepatan maksimum : 242 km/jam
Ketinggian maksimum :5.185 m
Jarak maksimum : 585 km

Sumber : 

https://id.wikipedia.org
ENSIKLOPEDIA DUNIA “HELIKOPTER MILITER” – FRANCIS CROSSBY
Edisi terbitan Lorenz Book, dicetak oleh Anness Publihing Ltd.
www.lorenzbook.com
www.annesspublishing.com