Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Submachine Gun/Pistol Mitraliur Pindad Pm-1/Pm-1A1



Ciledug, Tangerang, Banten, Jum'at, 13 Juli 2018

Sepertinya, tak banyak pengamat dan pecinta militer yang mengetahui eksistensi dari pistol mitraliur ini. Selain memang tidak banyak dipakai oleh Tentara Nasional Indonesia (dahulu ABRI), pistol mitraliur ini ternyata memang kurang terkenal dan kurang diminati baik operator dalam maupun luar negeri.

Karir senjata ini juga sanggup dikatakan sangat miris, selain pelan-pelan terpinggirkan, pada kesudahannya senjata ini mungkin hanya menjadi benda koleksi atau senjata yang mengisi persenjataan garis belakang.

Berikut yakni artikel yang membahas wacana pistol mitraliur Pindad PM-1, disadur dari: COMMANDO-War Machine series, SUB MACHINE GUN, KECIL RINGKAS DAN MEMATIKAN

Buah atas kedekatan Pindad dengan pabrikan Baretta di kurun tahun 1970-an tidak hanya terasa pada senapan  SP-1 yang mengadopsi BM-59, tapi juga pada pistol mitraliur PM-1 yang diadopsi dari PM-12. Menyandang prefix Pistol Mitraliur yang sama dengan arahan dalam bahasa asalnya, PM-12 dipilih alasannya yakni fasilitas dalam lini produksi. Target yang dituju tentu saja ABRI (TNI ketika ini), yang sayangnya tidak terlalu antusias terhadap produk Pindad yang satu ini. Akibatnya, PM-1 lebih banyak dijadikan senjata standar pengisi kekosongan untuk personel Koramil dan Kodim, terutama di tempat luar Jawa. Parahnya lagi, PM-1 semakin turun kelas ketika dijadikan senapan lungsuran untuk latihan anggota MenWa (Resimen Mahasiswa)


PM1-A1

Melihat ABRI tidak tertarik kepada PM-1, Pindad kemudian mencoba memperluas pasar dengan menyasar pada personel penjaga hutan alias korps Jagawana. Diembel-embeli sebagai “forest guard gun”, Pindad melansir PM1-A1, varian semi otomatis dari PM-1. Perbedaan paling menyolok tentu saja pada warna. Warna hijau dipilih untuk PM-1-A1 guna menyesuaikan dengan lingkungan operasinya. Selain itu, popor dibentuk tetap alias tidak sanggup dilipat. Sesuai kebijakan mengenai pembedaan jenis caliber peluru untuk sipil dan militer, terperinci PM-1-A1 dilarang memakai peluru 9mm para yang sudah dipakai oleh TNI. Apa akal? Dipilihlah peluru caliber 9x21mm IMI yang diproduksi Pindad dengan arahan MU-9UL. Performa sama, sementara tidak banyak ubahan pada magasen maupun prosedur mengingat MU-9IL punya dimensi sama dengan 9x19mm. menurut informasi, sebagian dari PM-1-A1 merupakan konversi dari PM-1 lungsuran eks TNI. Sayangnya, kinerjanya serta jarak tembak efektifnya kurang cocok bila dioperasikan di rimba.


Asal : Indonesia
Tahun : 1970-an
Kaliber : 9x19mm Para / 9x21 mm 
Sistem operasi : Blowback
Panjang keseluruhan : 660mm (popor terentang)/418mm (popor terlipat)
Panjang Laras : 200mm
Bobot kosong : 3,20 kg
Vo meninggalkan laras : - fps
Jarak tembak efektif : 150 m
Rate of fire : 550 ppm
Kapasitas magasen : 32 peluru

Sumber : COMMANDO-War Machine series, SUB MACHINE GUN, KECIL RINGKAS DAN MEMATIKAN