Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesawat Patroli Maritim-Dassault Breguet Atlantique 2



Ciledug, Tangerang, Banten, Senin, 16 Juli 2018

kalau dalam artikel sebelumnya, yang kita ulas ialah pesawat patroli laut lansiran dari Amerika Serikat, yaitu S-3 Viking, maka dalam artikel ini yang akan kita bahas ialah pesawat patroli laut hasil karya insinyur-insinyur Perancis. 


Pesawat patrol maritime ialah sebuah pesawat yang dirancang khusus untuk patroli laut dan ada pula yang merupakan modifikasi dari pesawat yang memang sudah operasional (biasanya pesawat transport penumpang), menyerupai P-3 Orion yang berasal dari pesawat sipil Electra, dan CN-235 MPA yang berasal dari pesawat sipil CN-235.


Salah satu pesawat patroli laut yang populer ialah pesawat patroli laut Atlantique produksi dari Dassault Breguet, Perancis. Pesawat patroli laut ini ialah dari jenis pesawat patroli laut jarak jauh dengan kiprah khususnya, yaitu anti-kapal-selam (ASW), anti kapal permukaan (ASSW) dan juga tugas-tugas lainnya, menyerupai patroli maritim, SAR, pemboman, atau sebagai pemandu bagi pesawat tempur yang akan menyerang.


Sejumlah 87 unit pesawat sudah diproduksi oleh Dassault-Breguet, untuk penerbangan Angkatan Laut Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda, antara tahun 1964-1974. Tipe pesawat ini mendekati standar pesawat patrol maritime Eropa Barat. Dan hanya tiga pesawat yang diekspor ke luar Eropa, yaitu dengan menjual tiga pesawat Atlantique milik penerbangan Angkatan Laut Perancis untuk Angkatan Laut Pakistan.


Pada pertengahan tahun 1970-an ada seruan mendesain kembali pesawat Atlantique untuk mengganti pesawat Atlantique yang lama. Studi rancang ulang pesawat Atlantique antara tahun 1977-1978 telah menghasilkan pesawat Atlantique Nouvelle Generation (NG) atau disebut juga Atlantique 2 (ATL 2)


Pesawat Atlantique 2 diproduksi bersama oleh konsorsium Eropa, yaitu Dornier dan MBB dari Jerman Dassault dan Aerospatiale dari Perancis, Aeritalia dari Italia, Sabca-Sonata dari Belgia, dan mesinnya Tyne Turboprops dibentuk atas kolaborasi Rolls Royce (Inggris), Snecma (Perancis), dan FN (Belgia). 

Perubahan perubahan pada pesawat Atlantique, yaitu pada rangka pesawat, tidak menyebabkan perbedaan yang mencolok pada kedua jenis pesawat, tetapi hanya peningkatan kemampuan rangka pesawat, pemakaian lapisan atau material anti karat dan terutama pada bab pengendali elevator pesawat yang sangat vital.

Perbedaan yang mencolok pada kedua jenis pesawat, yaitu pada avionic, pemakaian turret FLIR (Forward Looking Infra Red), pemakaian radar Thomson CSFIguana I-Band, yang diintegrasikan dengan peralatan IFF (Identification Friend or Foe) yang sanggup mengamati 100 sasaran sekaligus.


Atlatique 2 juga dilengkapi dengan system navigasi dengan dua inertial navigation system (Sagem Uliss 53), alat akseptor Navstar, meja navigasi otomatisyang dihubungkan dengan INS, dan citra taktik.

Kokpit pesawat Atlantique dilengkapi dengan kemudi otomatis dan Flight Directory System yang sangat baik jikalau dipakai ketika pesawat terbang rendah.


Peralatan elektronik yang sangat penting dari pesawat ini ialah ARAR-13 ESM, yang sanggup menangkap, menganalisa, dan mencari patulan radar lawan, yang sanggup ditangkap dan sanggup ditunjukkan pada display di pesawat. Peralatan ini diutamakan untuk kiprah anti kapal permukaan. Alat lain yang tak kalah pentingnya ialah ECM (Electronis Counter Measure) yang sanggup membutakan radar lawan. Alat lain yang penting untuk kiprah anti-kapal-selam, yaitu MAD (Magnetic Anomaly Detector), suatu alat yang sanggup menangkap medan magnetic yang ditimbulkan oleh pergerakan kapal selam ketika menembus melewati bidang kekuatan magnet bumi, yang menyebabkan penyimpangan magnetic yang sanggup dideteksi oleh peralatan MAD yang terdapat di ekor pesawat. 


Peralatan lain yang tak kalah pentingnya, yaitu TACCO atau Tactic Coordinator yang merupakan jantung dari seluruh system. Pada pesawat ATL 2 terdapat dua stasiun TACCO yang sanggup dipakai dalam misi Anti Submarine Warfare (ASW) sebagai penghubung antara radar dan operator akustik. Dalam misi Anti Surface Ship Warfare, alat ini dipakai untuk menghubungkan antara peraltan ESM dan radar operator, sebagai alat untuk mendeteksi kapal selam dipakai alat Acoustic Station yang berjumlah dua stasiun yang mempunyai kegunaan untuk menangkap sinyal sinyal dari sonobuoys yang mempunyai kegunaan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menjejak kapal selam, terutama kapal selam nuklir. Sebagai alat untuk misi pengintaian, pesawat ini dilengkapi dengan dua buah kamera yaitu kamera Omera 35.

Pesawat Atlantique ini diawaki oleh 10 orang awak terdiri dari: dua orang pilot, satu orang Flight Engineer, dua orang tactical Coordinator (TACCO), satu orang operator Nav-comms, satu orang operator peralatan ASM-ECM-MAD, satu orang operator Radar, dua orang operator Acoustic dan satu orang sebagai pengamat, atau sanggup ditambahkan dua orang sebagai cadangan awak dalam misi patrol jarak jauh.


Kemampuan dasar pesawat ialah dengan membawa empat torpedo dan 100 sonobuoys atau dua rudal Exocet AM 39, dan sanggup terbang selama delapan jam pada ketinggian rendah, dan sanggup terbang sejauh 600 Nautical Miles (NM) dari pangkalan asal. Bila dengan materi bakar penuh dan dua torpedo atau satu Exocet sanggup terbang selama delapan jam dengan menempuh jarak 1.000 NM atau empat jam dengan menempuh jarak 1.500 NM dari pangkalan asal.


Spesifikasi Pesawat Dassault-Brequet Atlantique 2

Tipe Pesawat : Pesawat patroli laut jarak jauh.

Terbang Perdana : 1977
Kru : 10 Orang
Bobot : 25.300 kg (Kosong), MTOW : 46.200 kg

Dimensi :
Panjang Pesawat: 32,62 m 
Bentangan sayap : 37,30 m
Tinggi : 11,35 m


Persenjataan :

Untuk sasaran kapal selam :
8 Torpedo, 100 Sonobuoys, 70 Markers atau smoke, 30 retromarkers on top, 60 flares. Deep Charges, Ranjau, dll.

Untuk sasaran permukaan:
2 rudal Exocet AM 39 di weapon bay, dua atau empat rudal ARMAT di pylon pada sayap.

Untuk sasaran udara:
Dua atau empat rudal udara ke udara Magic di pylon pada sayap.

Mesin : 2 X Rolls Royce Tyne 21 Two Shat Turboprops 6.220 Hp.


Performa : 
Kecepatan maksimum : 658 km/jam
Kecepatan patroli : 315 km/jam

Ketinggian maksimum : 9.150 m
Ketahanan terbang dalam patrol: 18 jam
Jarak maksimum : 8.150 km

Sumber : Teknologi Strategi Militer No. 63