Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Transport Helicopter/Helikopter Transport Mil Mi-2



Ciledug, Tangerang, Banten, Senin, 23 Juli 2018

Kembali pada artikel yang membahas ihwal dunia militer, kali ini yang akan kita kulik yakni alut sista dari species helikopter tranport/multi peran, racikan dari Uni Soviet. Helikopter ini merupakan pengembangan dari helikopter Mil Mi-1 yang memang telah mengabdi usang di Angkatan Bersenjata Uni Soviet, dan dirasa perlu untuk dicarikan penggantinya yang mempunyai kemampuan melebihi Mil Mi-1


Memang, disaat itu, para petinggi militer Uni Soviet telah melihat ihwal pentingnya tugas helikopter dalam suatu pertempuran, terutama dalam kiprahnya menunjang mobilisasi logistik tempur maupun pasukan. ketika itu pula, mulai dirancang suatu helikopter yang bisa memikul banyak peran, tanpa harus merubah design secara total. Tetapi itu yakni kisah nanti, pada ketika kurun Mil Mi-1 dan Mil Mi-2, yang masih menjadi fokus yakni memaksimalkan dan mengefesienkan helikopter itu sendiri. nah, berikut ini yakni sekelumit kisah ihwal helikopter Mil Mi-2


Setelah melalui uji dan penerapan pada helicopter Mil Mi-1, didapatkan hasil signifikan bahwa mesin turboshaft bisa memperlihatkan kinerja yang baik, dan sangat cocok dipakai untuk helicopter. Mesin ini memperlihatkan kesempatan kepada para perancang untuk kembali merancang helicopter dengan kemampuan yang lebih besar serta performa yang lebih baik dan efesien. Mil Mi-2 (kode identifikasi NATO, “Hoplite”) dirancang menurut pada rancangan helicopter yang sudah menjalani operasional sebelumnya, Mil Mi-1, namun ditingkatkan dengan konfigurasi dua mesin turboshaft gres dan pemasangan gearbox (konfigurasi gearbox hasil design dari Isotov) yang berada pada bab atas tubuh helicopter. Memiliki kesamaan design rotor dengan Mil Mi-1, Mil Mi-2 juga mempunyai tiga bilah pada rotor utama, dan dua bilah pada rotor anti torque atau rotor ekor.


Dengan model konfigurasi berupa penempatan mesin di atas kabin atau tubuh helicopter, berimbas pada efesiensi pada ruang kabin, dengan kata lain, ruang kabin sanggup dimaksimalkan alasannya ruang kabin tidak mengakomodir mesin. Pemasangan  powerplant gres juga menciptakan helicopter menjadi lebih stabil, alasannya perubahan Centre of Gravity dari kargo atau penumpang tidak kuat banyak terhadap keseimbangan helicopter. Untuk konfigurasi roda pendarat, helicopter ini juga masih mengadopsi dari konfigurasi roda pendarat Mil Mi-1 dengan 2 roda di bab tubuh dan satu roda di bab moncong.


Dengan tenaga yang lebih besar, dan bobot mesin yang lebih ringan, Mil Mi-2 mempunyai performa yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendahulunya, dan tak usang kemudian, helicopter ini mulai dijadikan standar helicopter bagi penggunaan militer maupun sipil. 


Tak usang sesudah purwarupa dari helicopter Mil Mi-2 (kode V-2) terbang perdana di Rusia, seluruh produksi pribadi diambil alih oleh PZL-Swidnik, yang berada di bersahabat Lublin di Polandia, helikopter pertama yang diproduksi di Polandia, terbang perdana pada tanggal 4 November 1965. Selama 26 tahun selanjutnya, total sebanyak 5.080 unit telah diproduksi, dengan porsi terbesar yakni penggunaan militer.


Tipe militer  ini secara luas di ekspor ke luar Uni Soviet. Militer pengguna tipe ini yaitu : Afghanistan, Albania, Algeria, Armenis, Azerbaijan, Belarus, Bulgaria, Cina, Kuba, Jerman Timur, Hungaria, Cekoslovakia, dan Polandia. Dan banyak dari negara-negara tersebut kemudian memperlihatkan helicopter ini sesudah meremajakan armadanya. Indonesia yakni salah satu negara yang mendapatkan helicopter dengan status bekas pakai ini.


PZL menyebarkan  versi untuk dipakai oleh militer dan sipil, mulai dari pemadam kebakaran sampai pelatihan, ambulan (dengan empat tandu atau usungan terpasang di sisi helicopter), SAR, survey, dan pengintaian fotografis.


Mi-2URN Zimija (viper) yakni versi gunship dari tipe ini yang dipersenjatai dengan dua pod, masing-masing pod berisi 16 roket unguided, sebuah kanon NS-23 kaliber 23mm pada sisi kanan heli, ditambah dengan senapan mesin yang ada di kabin dan dioperasikan oleh kru. Mi-2US yang lebih gres dipersenjatai dengan dua pod senapan mesin PKT caliber 7,62mm, dan sebuah kanon NS-23 kaliber 23mm, serta sebuah senapan mesin di kabin. 



Mi-2URP Salamandra (Salamander) yakni versi anti tank dan dipersenjatai dengan empat unit misil AT-3 Sagger (9M14M Malyutka) dengan empat unit misil komplemen yang ditempatkan di dalam kabin. Mi-2URP-G dilengkapi dengan system radar akseptor peringatan untuk memberi peringatan kepada pilot akan bahaya apapun dari radar musuh.


Banyak Mi-2S tetap berada di garis depan dalam militer di banyak negara di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, sebuah museum Perang Dingin  dilaporkan telah mengoperasikan empat buah tipe ini dalam sebuah penerbangan yang bertujuan untuk menjajal dan memperlihatkan pengalaman terbang bagi pengunjung mereka. Tentara Amerika Serikat juga mengoperasikan Mi-2 sebagai bab dari agenda pembinaan untuk pilot dalam rangka mempelajari kharakteristik penerbangan dari tipe helicopter ketika kurun Uni Soviet. 


Terbang Perdana : 4 November 1965
Kru : 1 Orang
Bobot : 2.402 kg (Kosong), MTOW : 3.700 kg


Dimensi :
Diameter rotor: 14,56 m 
Panjang : 11,94 m
Tinggi : 3,75 m

Persenjataan :
Senjata utama : -
Mesin : 2 X Isotov GTD-350P Turboshaft

Performa : 
Kecepatan maksimum : 210 km/jam
Ketinggian maksimum : 4.000 m
Jarak maksimum : 170 km

Sumber : 
ENSIKLOPEDIA DUNIA “HELIKOPTER MILITER” – FRANCIS CROSSBY
Edisi terbitan Lorenz Book, 
dicetak oleh Anness Publihing Ltd.
www.lorenzbook.com
www.annesspublishing.com