Dive Bomber Airplane / Pesawat Pembom Tukik Douglas Sbd-5 Dauntless
Kemayoran, Jakarta, Jum'at 27 Juli 2018
Pada dikala Perang Dunia ke II berkecamuk, pemboman dengan ketepatan tinggi (presisi) menjadi hal yang diidam-idamkan oleh negara-negara yang terlibat perang tersebut. Pada kurun itu, teknologi bom tidaklah menyerupai sekarang. Ketepatan jatuhnya bom pada sasaran dipengaruhi oleh banyak faktor, menyerupai kecepatan angin, tingkat kerapatan udara, dan lain-lain. efeknya, tingkat perkenaan bom terhadap sasaran sangat kecil, dikisaran 30% saja. Itupun hanya berlaku untuk sasaran yang stasioner atau sasaran diam, jikalau sasaran bergerak (seperti tank dan kapal laut) maka prosentase tingkat perkenaannya menjadi lebih kecil lagi.
Untuk mensiasatinya, diciptakanlah pesawat pembom tukik (dive bomber) untuk pemboman presisi. Pada dikala Perang Dunia ke II, ada beberapa pesawat pembom tukik yang kesohor dan terbukti sebab presisinya. Sebut saja Ju-87 Stuka dari Jerman, atau D3A Aichi dari Jepang. dan Dauntless dari Amerika Serikat.
Dauntless yaitu pembom tukik paling sukses racikan dari Amerika Serikat pada kurun Perang Dunia ke II, kisahnya dimulai dikala pabrikan Northrop menyerahkan tawaran pada tahun 1934 untuk membangun pesawat pembom tukik yang gres untuk US Navy berbasis pesawat pembom/serang ringan Northrop A-17.
Satu purwarupa dipesan dan terbang perdana pada bulan Juli 1935 kemudian diberi regristrasi XBT-1. Setelah beberapa tahap pengujian, dipesan 54 model BT-1. Produksi pertama ini diperkuat dengan mesin Wright R-1535-94 825 Hp. Tetapi, produksi terakhir diperkuat dengan mesin R-11820-32 1.000hp dan diberi pendaftaran XBT-2. Modifikasi berikutnya dilakukan dan sehabis Northtrop Corporation menjadi divisi Douglas pada bulan Agustus 1937, pesawat diberi pendaftaran gres XSBD-1.
Pada bulan Juni 1940 US Marine Corps mendapatkan 57 Dauntless SBD-1 dengan ciri khasnya mempunyai perforated flap berukuran besar. Beberapa ahad kemudian, US Navy memesan 82 unit pesawat SBD-2 yang mempunyai tangki materi bakar dengan kapasitas yang lebih besar, lapisan baja perlindungan pada kokpit, dan juga autopilot.
Setelah modifikasi berikutnya, US Navy mendapatkan lebih dari 40 unit pesawat pembom tukik SBD-3 dikala animo panas tahun 1941. Pada selesai tahun 1941, Dauntless membentuk elemen serang grup udara armada kapal induk US Navy untuk penempatan kiprah tempur di Palagan Pasifik.
Setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, SBD dioperasikan dari kapal indukLexington dan Yorktown pada awal 1942. Pembom tukik ini melakukan operasi ofensif menghadapi kapal musuh dan instalasi pertahanan pantai milik Jepang dikala Battle of Coral Sea. Pada pertempuran ini, SBD gotong royong pembom torpedo Douglas TBD Devastator berhasil menyerang dan menenggelamkan kapal induk ringan Jepang Shoho dan merusak kapal induk armada Shokaku.
Aksi ini diikuti lagi pada bulan Juni 1942 dikala battle of Midway, SBD Dauntless milik kapal induk Enterprise, Hornet, dan Yorktown menjadi kunci sukses penenggelaman kapal induk Jepang Akagi, Kaga, dan Soryu, serta berhasil mengakibatkan kerusakan parah pada kapal induk Hiryu, sehingga terpaksa dikaramkan. Saat berakhirnya pertempuran itu, Jepang telah kehilangan armada kapal induk terpentingnya di Pasifik (yang kemudian menjadi titik balik dari perang Pasifik, dimana Jepang kehilangan superioritasnya terhadap Sekutu).
Pada bulan oktober 1942 SBD-4 hadir, dilengkapi dengan radar dan alat-alat navigasi radio. Diikuti kemudian dengan SBD-5 yang diproduksi lebih banyak dengan mesin yang lebih kuat, yaitu sekitar 1.200hp. satu SBD-5 dibekali dapur pacu mesin R-1820-66 dengan kekuatan 1.350hp untuk dipakai sebagai purwarupa SBD-6, sekaligus menjadi versi Dauntless terakhir yang diproduksi dan muncul pertama kali tahun 1944
Karakteristik umum
Terbang Perdana: July 1935
Kru: Dua (Pilot & Gunner)
Panjang: 10,09 m
Lebar sayap : 12,66 m
Tinggi: 4,14 m
Area sayap: 30.19 m²
Aspek rasio :
Berat kosong : 2.963 kg
Loaded Berat:
Max. berat lepas landas : 4858 kg
Powerplant :1 × Wright 1200hp R-1820-60 Cyclone -cylinder radial engine
Performa
Kecepatan maksimum : 410 km/jam
Jarak tempuh Maksimum : 2.519 km
Ketinggian Maksimum : 7.786 m
Waktu menanjak s/d 457 m per menit
Persenjataan
Senjata:
2 x 12.7mm fixed forward firing machine gun diatas mesin
2 x 7.62mm machine gun di belakang kokpit (flexible)
Bom hingga dengan 1.021 kg
Sumber :
PEMBOM, Ensiklopedi Dunia
Francis Crosby (Imperial War Museum Duxford)