Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anti Submarine Warfare Airplane/Pesawat Anti Kapal Selam Fairey Gannet



Kemayoran, Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018

Untuk rekan-rekan penyuka dan pemerhati dunia kemiliteran, terutama yang menyukai perihal pesawat terbang, tentu sudah tak absurd lagi dengan pesawat yang satu ini. Fairey Gannet, itu namanya, pesawat yang sangat unik, dengan satu ciri khas yang juga sangat unik, yaitu pada penggeraknya, propeller kontra atau contra rotating. 


Pesawat ini memang pernah menjadi salah satu alut sista yang turut memperkuat pertahanan Republik Indonesia. Walaupun pesawat ini tak lagi memperkuat Tentara Nasional Indonesia dikala ini, namun pada masanya, pesawat ini turut menjaga perairan Indonesia dari penyusup, terutama kapal selam. Saat ini, salah satu dari pesawat Fairey Gannet dijadikan salah satu benda koleksi di Museum Satria Mandala, Jakarta. 


Berikut ini, ialah dongeng dibalik pesawat Fairey Gannet (disadur dari “Ensiklopedia Pembom” Francis Crosby (Imperial War Museum Duxford)


Pada kala Perang Dunia ke II, Royal Navy menyadari betapa pentingnya pesawat anti kapal selam yang mempunyai pangkalan di kapal induk. Pasca perang, Royal Navy membutuhkan pesawat modern yang bisa menetralisir ancaman kapal selam musuh, sehingga pada tahun 1945 Fleet Air Arm mengisukan GR.17/45 atau pesawat ASW (Anti Submarine Warfare) yang berpangkalan di kapal induk yang sanggup melacak serta menghancurkan kapal selam). 


Memiliki dapur pacu dari Amstrong-Siddeley tipe Double Mamba yang bahwasanya merupakan dua mesin turboprop yang mempunyai satu gearbox dan memutar system propeller contra rotating. Double Mamba dijadikan pilihan alasannya salah satu mesinnya sanggup dimatikan biar lebih efesien sehingga bisa mencapai jarak jelajah maksimum. Bila memakai dua mesin yang terpisah ibarat pada tipe konvensional, akan timbul problem jikalau salah satu mesin tidak bekerja, akan menjadikan ketidakseimbangan dalam kinerja pesawat atau asymmetric flight, yaitu pesawat tidak sanggup terbang lurus, melenceng di satu sisi pesawat, sehingga membahayakan dikala proses pendaratan. Jika salah satu mesin Double Mamba mati, maka problem asymmetric flight bagi Gannet dikala terbang tidak terjadi.



Fairey 17 mulai melakukan uji terbang dari dek kapal induk pada awal tahun 1950 dan pada 19 Juni tahun yang sama, pesawat ini, sekaligus menjadi pesawat turboprop pertama, mendarat di kapal induk HMS Illustrious. Petinggi Angkatan Laut Inggris meminta biar pesawat ini dilengkapi dengan radar, sekaligus penambahan satu orang awak untuk operator radar tersebut, sehingga purwarupa ketiga dimodifikasi untuk permintaan ini dan menjalani terbang perdana pada bulan Mei 1951. Saat Fairey memenangkan kontrak untuk produksi, pesawat ini diberi nama identifikasi Gannet. 


Gannet bahwasanya ialah pesawat yang terbilang kompleks, misalnya ialah pada bab sayap. Sayap Gannet sanggup dilipat, bukan hanya satu kali, melainkan dua kali, dengan tujuan biar pesawat ini sanggup masuk ke dalam ruang hangar kapal induk yang sempit. 


Pada dikala produksinya, pesawat ini mengalami kendala yang cukup krusial, mencakup struktur dasar terutama struktur sayapnya, serta sinkronisasi dari propellernya, dan akhir dari keterlambatan dalam pengembangannya, Gannet AS.1 belum sanggup dioperasikan oleh FAA hingga tahun 1955. 


Pesawat Gannet ini mempunyai body yang cukup besar dan cukup untuk dimuati oleh dua unit torpedo atau persenjataan lain hingga seberat 908kg. pesawat ini juga dilengkapi dengan radom yang berisi radar yang bisa dikeluar-masukan dari bab belakang pesawat. Saat pesawat ini ditambahkan atau disematkan dengan radom “dustbin”, muncul masalah, yaitu timbul ketidakstabilan lateral dikala terbang. 


Ketidakstabilan ini kemudian diatasi dengan memodifikasi design pesawat, dengan memasang dua inlet komplemen di bab ekor horisontalnya (elevator). Sebenarnya, modifikasi yang paling gampang untuk mengatasi problem ini ialah dengan meninggikan ekor vertikalnya, tetapi modifikasi ini tidak sanggup dilakukan, alasannya keterbatasan pada tinggi hangar dek bawah kapal induk.


Konfigurasi kru Gannet hampir sama dengan pembom datar TBF Avenger. Kru Gannet yaitu pilot, observer/navigator, dan operator radio/radar duduk secara tandem, namun operator radar/radio duduk berlawanan arah, menghadap ekor pesawat.


Gannet dioperasikan oleh beberapa negara selain Inggris, Royal Australian Navy mendapatkan Gannet untuk diposisikan di kapal induk pada tahun 1955, dan purna kiprah pada tahun 1967, sedangkan Angkatan Laut Jerman (Jerman Barat dikala itu) mengoperasikan Gannet dari pangkalan di tepi pantai dan purna kiprah pada tahun 1965. Semenara Indonesia membeli gannet bekas pakai Royal Navy yang telah diremajakan dan ditingkatkan kemampuannya.


Total ada 181 unit Gannet AS.1 yang dibuat, ditambah lagi dengan 36 unit pesawat bimbing Gannet T.2, untuk melatih pilot memahami keunikan terbang sekalgus pengoperasian mesin pesawat ini. Pada tahun 1956, Gannet diremajakan dengan dipasang mesin yang lebih bertenaga, Double Mamba 101 3.035hp pada versi AS.4 dan versi latihnya, T.5, Gannet AS.6 dibentuk pada tahun 1961, merupakan Gannet varian AS.4 yang telah ditingkatkan dengan dipasangi radar dan juga sistem elektronik terbaru.


Fairey juga mendapatkan kontrak untuk menciptakan Gannet versi Airborne Early Warning (AEW) untuk menggantikan Douglas Skyraider milik Fleet Air Arm. Beregistrasi AEW.3, pesawat ini dipasangi radar besar di bawah tubuh sempurna dibawah kokpit pilot. Varian ini dioperasikan hingga tahun 1977, dan berawak tiga orang, pilot dan dua operator radar yang duduk di dalam kabin belakang.



Karakteristik umum
Terbang Perdana: 19 September 1949 (purwarupa)
Kru: Tiga
Panjang: 13,11 m 
Lebar sayap :16,56 m
Tinggi: 4,18 m 
Area sayap: 44.85 m² 
Aspek rasio :
Berat kosong : 6.841 kg 
Max. berat lepas landas : 9.806 kg 
Powerplant :1 × Armstrong Siddeley 2950hp Double Mamba 100 turboprop


Performa
Kecepatan maksimum : 499 km/jam
Jarak tempuh Maksimum : 1.518 km 
Ketinggian Maksimum : 7.625 m 
Waktu menanjak s/d 670m per menit
Persenjataan
Senjata: maksimum 908 kg persenjataan berupa torpedo atau bom dalam (deep charges)

Sumber :
PEMBOM, Ensiklopedi Dunia
Francis Crosby (Imperial War Museum Duxford)