Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Dan Jenis-Jenis Uang Beserta Fungsi Dan Nilainya

Sejarah Terbentuknya Uang

Sejarah terbentuknya uang dimulai semenjak peradaban insan primitif hingga munculnya uang yang kini kita gunakan. Asal-usul adanya uang dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Zaman Pra Barter (zaman sebelum tukar menukar)

Di zama purba kehidupan masyarakat sangat sederhana, bahkan pada umumnya orang beropini bahwa kehidupan insan pada waktu itu sangatlah primitif. Mereka tidak memerlukan banyak jenis kebutuhan untuk hidup dan mereka berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan iniliah yang disebut dengan sistem perekonomian tertutup.

Pada ketika itu yang mereka perlukan yakni masakan sebagai kebutuhan vital saja, kemudian tempat tinggal,dan tempat berlindung dari panas dan hujan. Makanan yang mereka butuhkan hanya berasal dari alam sekitar saja ibarat buah-buahan, daun-daunan, binatang buruan, ikan, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan untuk pakaian dan tempat tinggal, mereka membuatnya dari kulit dan bulu binatang untuk pakaian, serta tinggal berpindah-pindah (nomaden) dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

2. Zaman Barter (zaman tukar menukar)

Pada masa inilah mulai muncul perubahan dalam hal jumlah penduduk dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal ini menimbulkan peningkatan jumlah kebutuhan untuk hidup. Penduduk yang semakin berkembang tidak memungkinkan lagi untuk berkelompok, akan tetapi mereka sudah mulai menetap dan hidup dengan perjuangan pertanian, peternakan, perdagangan, perjuangan berburu, berburu ikan, dan lain-lain. Dengan usaha-usaha tersebut masih belum memenuhi kebutuhan mereka masing-masing, sehingga mereka berinisiatif melaksanakan pertukaran barang atau dikenal dengan istilah barter.

Pertukaran barang dilakukan secara sederhana, yaitu oleh pihak-pihak yang saling membutuhkan suatu barang dan dilakukan di tempat yang terbatas. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan berkembangnya jumlah penduduk, menciptakan tempat pertukaran bertambah luas. Orang yang melaksanakan pertukaran sudah mulai menilai. Mereka memproduksi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga perlu untuk dipertukarkan dengan barang lain yang dibutuhkan. Keadaan inilah yang disebut dengan sistem perekonomian terbuka.

Dalam perekonomian terbuka, pertukaran barang menjadikan beberapa kesulitan, antara lain :
  1. Sangat suka menemukan orang yang benar-benar saling membutuhkan barang sesuai dengan harapan yang dibutuhkan masing-masing.
  2. Belum ada alat kesatuan untuk menukar barang.
  3. Memakan waktu yang usang jikalau pertukaran sudah melewati batas desa atau daerah, juga ditambah lamanya menemukan orang yang sama-sama saling membutuhkan.
  4. Pada ketika ini tukar barang masih sering dilakukan di negara-negara dengan perekonomian yang rendah, terutama negara-negara di Benua Afrika.
3. Munculnya Uang Barang

Dalam aktivitas barter, banyak mengalami kendala terutama apabila kebutuhannya banyak dan bermacam-macam. Bagaimana mereka harus membawa barang yang akan ditukarkan dan bagaimana mencari orang-orang yang mau diajak tukar barang dengan kebutuhan yang bermacam-macam?

Seiring bertambahnya waktu, cara tukar menukar barang yang sulit dilaksanakan memunculkan adanya barang mediator sebagai alat pertukaran. Pada tahap ini, orang sudah mulai berfikir barang mediator sebagai alat pertukaran, maka dicarilah barang yang sanggup mempermudah pertukaran,

Syarat sebagai alat mediator pertukaran barang yakni :
  1. Barang tersebut sanggup diterima dan dibutuhkan semua orang, dan untuk mendapatkan barang tersebut harus diadakannya janji antara pihak-pihak yang bertukar.Barang tersebut sanggup ditukarkan kepada siapa saja sehabis adanya kesepakatan.
  2. Mempunyai nilai tinggi, artinya barang tersebut tidak beredar secara luas dan tidak setiap orang mempunyai (jumlah terbatas).
  3. Tahan lama. Uang barang harus tahan lama, artinya barang tersebut sanggup disimpan dalam jangka waktu yang usang dan sanggup digunakan jikalau ia membutuhkan suatu barang.
Kelemahan uang barang :
  1. Sulitnya penyimpanan.
  2. Sukar dibawa kemana-mana.
  3. Sukar dibagi menjadi cuilan yang lebih kecil.
  4. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama.
  5. Nilai barang yang berfluktuasi (tidak tetap).
4. Munculnya Uang

Tahapan munculnya uang dimulai semenjak ditemukannya logam pada tahapan uang barang. Dari jenis uang logam inilah dikembangkan menjadi uang logam, sehabis itu muncul uang kertas. Akan tetapi uang logam semakin berkurang pemakaiannya lantaran sangat memberatkan jikalau dalam jumlah yang besar. Hal ini mendorong orang-orang China (RRC) untuk menciptakan uang kertas pertama di dunia.

Syarat-Syarat Uang
1. Diterima oleh masyarakat atau umum
Uang sanggup disukai atau diterima artinya uang tersebut sanggup berlaku dan beredar di suatu negara secara resmi dan diakui oleh negara dan rakyatnya. Hal ini disebabkan lantaran uang merupakan alat satuan hitung, alat penyimpan kekayaan, dan sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Memiliki nilai yang stabil
Semua uang mempunyai nilai, dimana nilai itu penting untuk dijaga kestabliannya. Stabil yang dimaksud tidak harus nilainya tetap, akan tetapi gampang dibagi-bagi dan tidak berkurang nilainya.
3. Praktis dibawa atau dipindahkan
Sebagai alat pembayaran yang sah, sangatlah penting sebuah uang sanggup dibawa kemana saja dan dimana saja. Oleh lantaran itu kita sebut saja sebagai kebutuhan yang wajib ada dalam tiap diri manusia.
4. Tahan usang dan tidak gampang rusak
Uang selalu beredar dan berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain. Untuk mencegah uang dari kerusakan sanggup diantisipasi dengan memakai materi yang besar lengan berkuasa terutama uang kertas yang sangat rentan dengan kondisi basah.
5. Terdiri dari banyak sekali nilai satuan
Uang digunakan salah satunya untuk memperlancar aktivitas jual beli, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Sehingga uang harus dicetak dalam banyak sekali nilai satuan yang kita kenal dengan istilah nilai satuan uang.

Fungsi Uang

A. Fungsi asli
1. Sebagai alat ukur secara umum
Dengan adanya uang, kita tidak perlu lagi menukar barang yang kita miliki dengan barang yang kita inginkan. Dengan menjual suatu barang, kita sanggup memperoleh uang yang dimana uang itu bisa kita pakai kembali untuk membeli barang lain yang kita butuhkan. Kaprikornus fungsi inilah yang sangat berperan dalam aktivitas perekonomian manusia.
2. Alat satuan hitung
Uang sanggup digunakan sebagai alat untuk pertanda nilai barang yang kita miliki atau barang yang akan kita beli. Misalnya saya mempunyai beberapa barang berupa sepeda yang harganya Rp.1.000.000,00 dan smart phone seharga Rp.1.750.000,00. Maka sehabis dijumlahkan, seluruh nilai barang atau nilai kekayaan kedua barang tersebut berjumlah Rp.2.750.000,00.

B. Fungsi Turunan
1. Alat pembayaran yang sah
Di dalam kehidupan zaman yang modern ini, kebutuhan hidup jadi semakin banyak, mencakup makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, hiburan, angkutan, pulsa, listrik, dan sebagainya. Untuk mendapatkan semua kebutuhan tersebut, kita memerlukan uang sebagai alat pembayaran atas barang dan jasa lewat sebuah transaksi jual beli.
2. Alat penyimpan kekayaan
Dengan menyimpan uang untuk keperluan di masa yang akan datang, sama saja itu disebut dengan aktivitas menyimpan kekayaan yaitu dalam bentuk uang. Adapun bentuk kekayaan lain berupa barang ibarat rumah, emas, motor, mobil, perhiasan, tanah, sertifikat, cek, dan lain-lain. Meskipun begitu, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih gampang dibanding menyimpannya dalam bentuk barang, lantaran uang bisa eksklusif digunakan ketika melaksanakan transaksi atau pembelian.
3. Petunjuk harga barang dan jasa
Nilai dalam uang tidak lain yakni kebalikan harga dan harga barang-barang itu sendiri. Jika harga barang berubah, tentu nilai uang yang dibutuhkan juga akan berubah. Misalnya harga 1 kg beras Rp.12.000,00 berarti niali uang Rp.12.000,00 sama saja dengan 1 kg beras. Dengan demikian, sangat terang bahwa salah satu fungsi uang yakni sebagai petunjuk harga.
4. Alat untuk menabung
Kebutuhan yang banyak dan terkadang tiba secara tiba-tiba, menciptakan banyak orang berfikir wacana kondisi mereka di masa yang akan datang. Dalam 2 atau 3 tahun kemudian harga-harga barang akan naik atau bisa saja turun. Hal inilah yang memicu kemauan menabung untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan menabung akan menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya untuk menghemat pengeluaran, muncul ketenangan akan masa depan, dan mempunyai cadangan untuk keperluan yang mendadak.

Sekarang sudah banyak orang yang menyimpan uangnya di bank. Selain gampang dan aman, ada juga perusahaan bank yang memperlihatkan bonus kepada nasabah tiap bulannya. Namun pada umumnya, munculnya harapan menabung di bank semata-mata semoga uang yang kita miliki tetap kondusif dan bisa digunakan suatu saat.

Jenis-Jenis Uang

» Uang Kartal
Uang kartal yakni uang yang beredar di kalangan masyarakat berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh bank sentral (pemerintah) dan berlaku secara umum di suatu negara.

a. Uang logam

Terdiri dari logam emas, perak, tembaga, timah, aluminium, dan perunggu. Uang logam biasanya mempunyai nilai nominal yang kecil, keculai logam mulia (emas) yang mempunyai nilai tukar yang tinggi.

Kelebihan :
  1. Kuat dan tahan lama.
  2. Mudah disimpan dan bisa dibawa kemana-mana.
  3. Mudah untuk ditukar dengan barang.
Kelemahan :
  1. Membawa uang dalam jumlah besar akan terasa berat.
  2. Bahan logam yang terbatas, sedangkan kebutuhan logam yang lain banyak jenisnya.
  3. Uang logam dalam jumlah besar memerlukan tempat yang besar dan khusus.
b. Uang kertas
Uang kertas yang dimaksud bukan terbuat dari materi yang sembarangan, melainkan materi yang infinit dan besar lengan berkuasa sehingga kemungkinan rusak bisa saja kecil. Uang kertas digunakan untuk mempermudah pembayaran dalam jumlah besar dikarenakan mudahnya penghitungan dan penyimpanan.

Kelebihan :
  1. Wujud uangnya sedikit tapi jumlah nilainya besar.
  2. Ringan dan gampang dibawa.
  3. Bisa digunakan untuk jumlah pembayaran yang besar.
Kelemahan :
  1. Resiko rusak lebih besar dibanding uang logam.
  2. Karena satu lembar bernilai besar, menciptakan takut kehilangan.
  3. Mudah hilang dan terselip jikalau ceroboh.
  4. Menjadi incaran para pelaku kriminalitas.
» Uang Giral

Uang giral yakni uang yang tidak berbentuk, hanya berupa saldo tabungan di bank yang sanggup digunakan sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu. Pembayaran uang giral sanggup dilakukan melalui cek, bilyet, giro, telegrapihic transfer, dan kartu kredit (ATM).
a. Cek
Cek yakni surat berharga berupa tagihan kepada pihak bank dari seseorang yang mempunyai rekening (simpana uang) di bank tersebut. Cek biasanya digunakan untuk membayar sejumlah uang secara tertulis kepada orang yang namanya tercantum dalam cek tersebut.
b. Giro
Giro yakni simpanan di bank yang penarikannya tidak berupa uang tunai, tapi pembayaran giro hanya bisa dilakukan apabila yang membayar dan yang mendapatkan giro mempunyai rekening pada bank yang sama.
c.  Pemindahan Telegrafis
Pemidahan Telegrafis yakni pembayaran dengan cara pemindah bukuan antar rekening secara cepat. Cara pembayaran ini sangat memudahkan penggunanya, terutama untuk si pembayar dan akseptor yang mempunyai rekening pada bank yang sama namun di kota yang berbeda.
d. Kartu Kredit
Kartu kredit yakni alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek yang sanggup digunakan setiap ketika dan di tempat yang menyediakan layanan ini, ibarat di Toko, Restauran, Hotel, Mall, Kantor, dan lain-lain. Di tempat-tempat tersebut, pihak pengelola pastinya sudah melaksanakan kekerabatan kolaborasi dengan pihak bank semoga bisa melayani susukan penggunaan kartu kredit di tempat, tanpa perlu mengambilnya di bank.
                                                                                                                                    
Nilai Uang

Apa itu nilai uang? Nilai uang yakni kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa. Nilai uang terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Nilai Nominal
Nilai nominal yaitu nilai yang tertera atau tertulis terang pada uang. Misalnya terdapat angka Rp.100,00 ; Rp.500,00 ; Rp.1000,00 ; atau Rp.5000,00.
2. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik yairu nilai fisik yang dikandung sebuah uang, atau dengan kata lain merupakan nilai materi yang digunakan untuk menciptakan uang tersebut. Misalnya pada uang Rp.10.000,00 artinya materi untuk menciptakan uang tersebut kurang lebih yakni seharga Rp.10.000,00 atau menurut jenis materi yang digunakan.
3. Nilai Rill atau Nilai Tukar
Nilai rill yaitu nilai uang yang sanggup diukur dengan sejumlah barang atau jasa, yang bersahabat kaitannya dengan harga dari barang atau jasa tersebut. Misalnya satu tahun yang kemudian uang Rp.50.000,00 sanggup membeli beras sebanyak 5 liter, tetapi kini dengan uang tersebut hanya cukup untuk membeli beras 4 liter, maka nilai rill uang Rp.50.000,00 tersebut turun dalam hal membeli beras.

Mata Uang Asing

Setiap negara mempunyai uang resminya masing-masing, contohnya :
  1. Rp (Rupiah) untuk Indonesia.
  2. RM (Ringgit Malaysia) untuk Malaysia.
  3. £ (Poundsterling) untuk United States (Inggris).
  4. ¥ (Yen) untuk Jepang.
  5. (Euro) untuk Belanda dan negara-negara di Eropa.
  6. US $ (Dollar US) untuk Amerika Serikat.
  7. Aust $ (Dollar Australia) untuk Australia.
  8. H $ (Dollar Hongkong) untuk Hongkong.
Apa itu Kurs Valuta Asing?

Kurs valuta ajaib yakni nilai tukar mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara asing. Segala jenis valuta ajaib hanya berlaku di negaranya dan tidak berlaku sebagai mata uang resmi di negara lain. Artinya valuta ajaib tidak bisa menjadi alat pembayaran yang sah, tapi bisa diperjualbelikan sesuai dengan ketentuan.
Macam-macam kurs
  1. Kurs jual, yaitu kurs yang diberlakukan oleh bank jikalau bank itu menjual mata uang asing.
  2. Kurs beli, yaitu kurs yang diberlakukan oleh bank jikalau bank itu membeli mata uang asing.
  3. Kurs resmi, yaitu kurs yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
  4. Kursi tidak resmi, yaitu kurs yang terjadi di bursa valas (pasar uang).