Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multirole Fighter Jet/Pesawat Tempur Jet Multi Tugas Dassault Rafale



Kemayoran, Jakarta, Senin, 10 September 2018

Pesawat tempur ini dirancang untuk menggantikan pesawat Mirage 2000, yang sudah mengabdi di Angkatan Udara Perancis semenjak 1983, Rafale (Hailstrom) sepertinya akan menjadi tulang punggung Angkatan Udara Perancis untuk operasional sehabis tahun 2000. Selain itu, Perancis ingin mengakibatkan Rafale sebagai komoditi ekspor, tentunya Dassault Beguet. Selama hampir empat decade mempunyai basis operator di 26 negara. Dassault Breguet mengusulkan Rafale kepada negara-negara anggota NATO sebagai pengganti F-16 General Dinamics, atau sebagai alternative untuk EFA Eurofighter. Arab Saudi telah memperlihatkan minat besar untuk pesawat ini. Perancis sendiri, secara bertahap, telah merencanakan menggunakan 250 unit Rafale pada angkatan udaranya dan 85 unit pada angkatan lautnya.


Rafale yakni pesawat yang cepat, ringan, dan mempunyai kemampuan maneuver yang tinggi, menggunakan canard control surface (sama dengan yang dipakai pada EAP British Aerospace), yang telah ditingkatkan lagi di Inggris.Seperti halnya generasi terakhir pesawat tempur jet, pesawat ini juga menggunakan system kemudi yang sepenuhnya mengandalkan system digital fly-by-wire, dan dibentuk menggunakan materi komposit serat karbon berkadar tinggi, yang besar lengan berkuasa terhadap bobot pesawat yang bisa direduksi seminim mungkin. Senjata standardnya yakni meriam DEFA-554 30mm, dan pada kedua wingtip atau ujung sayap, sanggup dipasang misil udara ke udara Matra Magic, dan juga pylon pada tubuh pesawat yang sanggup dimuat dengan banyak sekali persenjataan menyerupai bom, roket, dan lain-lain.


Dibuat di area St. Clud, purwarupa Rafale A dikapalkan ke pangkalan uji coba Dassault Breguet di Istres pada bulan Desember 1985. Selanjutnya, melaksanakan penerbangan perdana pada tanggal 4 Juli 1986. Guy Mitaux-Mauruard, kepala test pilot dari Dassault Brequet menerbangkan pesawat Rafale itu dengan kecepatan 1.3 Mach dan mencapai ketinggian 36.000 kaki. Rafale A dimotori oleh mesin turbofan General Electric F404, tetapi Rafale DS akan menggunakan mesin turbofan SNECMA M88 buatan Perancis. 


Disetujui untuk menggunakan pengembangan produksi, seri Rafale D didatangkan pada bulan April 1988. Dan, pada Oktober 1988, sehabis uji coba mengoperasikannya dari kapal induk Foch, Angkatan Laut Perancis memutuskan meneruskan Rafale M (Marine), yang berpangkalan di kapal induk, untuk menggantikan Vought F-8s. pada kurun ke-21 Rafale akan menjadi pesawat taktis standard dari Perancis dan mungkin angkatan udara dari negara-negara Eropa lainnya.


Dassault Rafale
Dassault Rafale (dijuluki sebagai Squall dalam Bahasa Inggris) yakni pesawat tempur multi kiprah generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Perancis yang dibentuk oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.


Program pesawat Rafale terdiri dari tiga versi pesawat tempur mesin-kembar multi-peran, versi satu-tempat duduk Rafale C, versi dua-tempat duduk Rafale B dan versi AL (kapal induk) yakni Rafale M. Tiga versi pesawat tempur ini dilengkapi dengan mesin, sistem tempur dan navigasi, sistem managemen pesawat dan sistem kontrol penerbangan yang sama. Mereka semua sanggup melaksanakan semua tipe misi dari penyerangan daratan hingga superioritas udara.


Pesawat produksi pertama Rafale B1 terbang untuk pertama kalinya pada 4 Desember 1998 dan telah dikirim ke AU Perancis. Pesanan Pemerintah Perancis yang kini mencapai 61 pesawat dikirim dari 1998 hingga 2005. Total pesanan untuk Perancis, AU dan AL Perancis yakni 294 pesawat.


Dibuat mengikuti Demonstrator Rafale A secara langsung, ketiga versi Rafale mempertahankan kualitasnya yang dibuktikan dalam penerbangan: 70knot, 9g/-3.6g, sudut penyerangan maksimum 32 derajat, serta jarak lepas landas dan pendaratan kurang dari 400 meter. Kemampuan ini diperoleh dari konsep aerodinamis "delta-canard" yang dikombinasikan dengan sayap delta dan sebuah "foreplane" aktif yang diletakkan secara sempurna di korelasi sayap untuk mengoptimalkan efisiensi dan kontrol stabilitas aerodinamis tanpa menghalangi pandangan pilot. Lebih dari itu, bentuk dan material pesawat diseleksi secara terus-menerus untuk meminimalisasi deteksi sensor elektromagnetis dan inframerah.


Rafale C yakni pesawat tempur multi-peran dengan sebuah sistem navigasi dan persenjataan terintegrasi secara penuh, menggunakan teknologi termutakhir dan bisa melaksanakan performa luar biasa pada sasaran misi udara-ke-udara dan udara-ke-tanah/permukaan jauh di belakang garis musuh.


Pesawat dua-tempat duduk Rafale B mempertahankan hampir seluruh kemampuan dan fitur Rafale C. Rafale B bisa melaksanakan misi apapun dengan satu pilot ataupun dua awak yang terdiri dua pilot atau satu pilot dan satu operator sistem senjata.


Rafale M yakni versi kapal induk dengan kemampuan dan fitur yang sama dengan kedua versi lainnya. Perbedaannya hanya pada airframe yang diubahsuaikan dengan kebutuhan operasi di kapal induk.


Rafale yakni wujud dari kegiatan standardisasi ambisius Militer Perancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Perancis dan Angkatan Laut Perancis. Rafale sanggup dipersenjatai dengan senjata nuklir. Selain untuk dipakai di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor. Meskipun beberapa negara menyatakan minatnya untuk mempunyai Rafale, namun belum ada nota resmi pemesanan lintas-negara yang disepakati.


Pengembangan 
Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, Angkatan Udara Perancis (Armée de l'Air) dan Angkatan Laut Perancis (Aéronavale) memerlukan pesawat tempur pengganti. Pesawat yang perlu diganti yakni SEPECAT Jaguar di Angkatan Udara dan F-8 Crusader di Angkatan Laut. Ternyata persyaratan projek pengadaan pesawat yang diajukan oleh kedua angkatan itu cukup efesien dan cocok bila digabung. Pada tahun 1983, Perancis mengadakan kontrak dengan Dassault untuk pembuatan pesawat pola Avion de Combat eXpérimental (ACX). Negara-negara Eropa, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, dan Britania Raya sepakat untuk tolong-menolong menyebarkan pesawat tempur gres pada awal dasawarsa 1980-an. 


Akibat dari ketidaksepahaman terhadap ukuran pesawat dan kepemimpinan projek menciptakan Perancis mundur dari planning kolaborasi itu pada tahun 1985. Tak usang kemudian, Perancis menyebarkan Pesawat Rafale yang lebih kecil, sedangkan negara lainnya menyebarkan pesawat yang kemudian disebut Eurofighter Typhoon. 


Purwarupa teknologi Rafale A selesai dibangun pada simpulan tahun 1985 dan menjalani terbang perdananya pada 4 Juli 1986. Mesin SNECMA M88 yang gres saja dikembangkan ternyata dianggap kurang memadai untuk kegiatan uji-coba perdana, sehingga pesawat purwarupa itu terbang menggunakan mesin turbofan General Electric F404-GE-400 menyerupai yang dipakai pada F/A-18 Hornet. 


Pengujian tahap berikutnya dilanjutkan, termasuk pendaratan touch-and-go (mendarat dan segera lepas landas kembali) di atas kapal induk dan uji-terbang mesin M88, sebelum Rafale A purna kiprah pada tahun 1994. Meskipun Rafale A dan British Aerospace EAP sanggup dikatakan sebanding, ketika Eurofighter pertama terbang perdana pada bulan Maret 1994, Rafale pra-serial telah menjalani uji terbang selama tiga tahun, termasuk uji kapal induk; Rafale C01, Rafale M01, dan Rafale B01 masing-masing terbang perdana pada bulan Mei 1991, Desember 1991, dan April 1993.


Tiga jenis Rafale termasuk ke dalam pesanan produksi awal:

•Rafale C (Chasseur) Pesawat tempur satu dingklik untuk AdA (Armée de l'Air, Angkatan Udara Perancis)
•Rafale B (Biplace) Pesawat tempur dua dingklik untuk AdA
•Rafale M (Marine) Pesawat tempur kapal induk satu dingklik untuk Aéronavale

Purwarupa Rafale C terbang pada tahun 1991, kemudian yang pertama dari dua purwarupa Rafale M terbang pada tahun itu juga. Purwarupa Rafale B terbang pada awal tahun 1993, dan purwarupa Rafale M kedua terbang pada tahun yang sama. Uji katapel pesawat mulanya diangkut antara 13 Juli dan 23 Agustus 1992 di Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat dan Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Sungai Patuxent di Maryland, Amerika Serikat, alasannya yakni Perancis tidak mempunyai akomodasi uji katapel berbasis daratan. Pesawat itu kemudian menjalani pengujian di atas kapal induk FS Foch.


Mulanya, Rafale B hanya dimaksudkan sebagai pesawat latih, tetapi pengalaman Perang Teluk dan Perang Kosovo memperlihatkan bahwa anggota kru kedua tidak begitu bermanfaat untuk misi pengintaian dan penyerangan, dan oleh alasannya yakni itu Rafale B lebih banyak dipesan, menggantikan beberapa Rafale C. 60% dari pesawat ini mempunyai dua kursi. Angkatan Laut menjajaki kemungkinan versi angkatan bahari dengan dua kursi. Tidak ada pesawat produksi ataupun purwarupa yang dibuat.


Perancis diharapkan memesan 294 Rafale: 234 untuk Angkatan Udara dan 60 untuk Angkatan Laut. Kini, 120 Rafale telah dipesan secara resmi oleh Militer Perancis. Kesemuanya ini dikirimkan dalam tiga tahap yang berbeda, yang terbaru yakni pada pesanan bulan Desember 2004 sebanyak 59 pesawat. 


Versi angkatan bahari diprioritaskan untuk menggantikan pesawat F-8 Crussader yang sudah beroprasi usang dan dianggap tua. Pengiriman dimulai pada tahun 2001 dan jenis ini "mulai bertugas" pada tanggal 4 Desember 2000, meskipun skuadron pertama, Flotille 12, tidak mengalami perombakan sebelum tanggal 18 Mei 2001. Pesawat ini dicadangkan di Kapal Induk Charles de Gaulle pada tahun 2002, dan beroperasi penuh semenjak tanggal 25 Juni 2004, menyusul diperpanjangnya penilaian operasional yang meliputi terbang pendamping terbatas dan misi tanker guna mendukung Operasi Enduring Freedom di Afghanistan.


Angkatan Udara Perancis mendapatkan tiga pertama Rafale B (untuk standar F2) pada simpulan Desember 2004. Mereka diberangkatkan ke Centre d'Expériences Aériennes Militaires(CEAM) di Mont-de-Marsan untuk penilaian operasional dan training pilot konversi terkait. 


Anggaran Dana 
Anggaran kegiatan pengadaan 294 buah pesawat Rafale pada tahun 2005 yakni sebesar € 33,274 (termasuk rancangan, produksi, dukungan, dll.), tetapi pada tahun 2010 direvisi menjadi sebesar € 40,690 miliar. Taksiran biaya rata-rata Rafale (untuk semua versi) yakni € 142,3 juta per unit. Pelaksanaan undang-undang kegiatan militer (2003-2008) mengalami kekurangan dana sebesar € 11 miliar, atau setara dengan satu tahun program, berakibat pada melambatnya laju pelaksanaan sebagian besar kegiatan non-nuklir, pola yang paling mencolok yakni bahwa tanggal penyerahan Rafale terakhir rencananya dijadwalkan untuk tahun 2010, tetapi kemudian diundur hingga tahun 2025. 


Menurut Lembaga Audit Perancis, biaya dukungan pada bulan Desember 2004 yakni € 35.000 per jam terbang; sedangkan berdasarkan Kementerian Pertahanan Perancis terdapat penurunan € 10.000 per jam terbang untuk Rafale Air dan € 7.000 untuk Rafale M pada 2010. 

Keseluruhan anggaran program, pada tahun 2008, yakni sekitar € 39,6 miliar yang berarti senilai € 138,5 juta per pesawat. Harga satuan pesawat laik terbang pada tahun 2008 yakni € 64 juta untuk versi C (Angkatan Udara), dan € 70 juta untuk versi Angkatan Laut. 


Kronologis peristiwa 
-1985 - Perancis mundur dari kegiatan Eurofighter, untuk menjalani projek Rafale.

-1986 - 4 Juli - Terbang perdana Rafale A.

-1986 - Desember - Mesin Snecma M88 mulai dikembangkan.

-1988 - April - Pesanan pertama disetujui (untuk purwarupa Rafale C).

-1990 - Februari - Uji terbang M88.

-1991 - 19 Mei - Terbang perdana purwarupa Rafale C satu dingklik untuk Angkatan Udara.

-1991 - 12 Desember - Terbang perdana purwarupa Rafale M untuk Angkatan Laut.

-1992 - Uji terbang Rafale M untuk kapal induk.

-1993 - Maret - Kontrak pertama untuk produksi pesawat ditandatangani.

-1993 - April - Uji kecocokan dengan kapal induk Foch.

-1993 - 30 April - Terbang perdana purwarupa Rafale B dua dingklik untuk Angkatan Udara.

-1995 - Juni - MICA pertama ditembakkan dari Rafale dalam modus terpadu mandiri.

-1995 - Juli - Sistem OSF dan tampilan helm-tertambat dipasang dan diuji.

-1995 - September - Rafale M diuji pada landasan kapal induk (seri 4).

-1995 - November - Terbang jarak jauh non-stop pertama oleh Rafale B01 (3.020 mil bahari dalam waktu kurang dari 6 jam 30 menit).

-1995 - Oktober - Uji kapal induk terakhir Rafale M berbasis daratan di Amerika Serikat.

-1995 - Desember - Produksi perdana model rakitan.

-1996 - Maret - Mesin M88 "flightworthiness" lulus kualifikasi.

-1996 - April - Produksi tidak boleh sementara.

-1997 - Januari - Produksi dilanjutkan disertai pengurangan biaya.

-1997 - Mei - Uji terbang rendah dengan basis data medan digital.

-1997 - Juli - Uji penyatuan sistem peperangan elektronik Spectra dalam ruang anechoic.

-1997 - November - Uji terbang Spectra.

-1997 - Desember - Pengiriman perdana mesin standar produksi.

-1997 - Februari - Uji terbang Rafale B01 dalam konfigurasi kelas berat (2 Apache ASM, tiga tangki 2.000 liter, dua Magic dan dua MICA AAM).

-1997 - Mei - Penembakan perdana MICA terpandu-kelembaman.

-1997 - Juni - Uji terbang sistem penangkalan Spectra.

-1997 - Oktober - Produksi perdana versi berfasilitas radar RBE2 diterbangkan.

-1997 - November - Penembakan peluru kendali terpandu-kelembaman terhadap dua sasaran, dengan pranala pesawat-ke-rudal, dengan tindakan penangkalan.

-1998 - Juni - Kualifikasi sistem kendali penembakan MICA. Kemampuan operasional awal pesawat usulan diuji oleh pilot-pilot Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan menerbangkan pesawat pengembangan Rafale B01 dan M02.

-1998 - 24 November - Terbang perdana Rafale produksi (Rafale B)

-1999 - Mei - Uji perdana peluncuran rudal jelajah SCALP EG.

-1999 - 6 Juli - Pendaratan perdana di atas dek Kapal Induk Charles de Gaulle.

-1999 - 7 Juli - Terbang perdana Rafale M.

-2000 - 20 Juli - Rafale M perdana dikirimkan ke Flotille 12F

-2002 - Rafale M memasuki masa kiprah dengan 12F (Aéronavale, tahap evaluasi)

-2004 - Masa kiprah penuh dengan 12F (Angkatan Laut)

-2004 - 9 September - Uji angkut perdana Peluru Kendali Pelatihan Penanganan Umum (GHTM) Meteor oleh Rafale M dari CEV Istres.

-2004 - Desember - Tiga Rafale B dikirim ke CEAM, Mont de Marsan.

-2005 - 11 September - Uji angkut perdana GHTM Meteor oleh Rafale M dari Kapal Induk Charles de Gaulle.

-2006 - Musim panas - Pembentukan EC 1/7 dengan 8-10 pesawat

-2007 - Masa kiprah penuh (Angkatan Udara) diharapkan dengan EC7; pendaratan perdana oleh Rafale M di atas Kapal Induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Enterprise.

-2008 - Rafale dinyatakan memenuhi syarat standar F3.


Desain 
Aerodinamika 
Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan canard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan) untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 g atau -3 g) sambil memelihara kestabilan terbang, nilai maksimum 11 g sanggup diraih dalam keadaan darurat. 

Canard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot. Menurut sumber internal (Les essais en vol du Rafale) batas laju terendah yakni 100 kt tetapi 80 kt kadang kala diperagakan pada pameran dirgantara oleh pilot untuk mengungkapkan mutu laju rendah pesawat ini. "Batas minimum 15 kt sanggup dicapai pada dikala simulasi tempur melawan Mirage 2000 oleh seorang pilot agresif." Pesawat ini sanggup dioperasikan dari landas pacu yang hanya berpanjang 400 meter. 


Sistem tempur 
Rafale diperlengkapi dengan sistem pertahanan elektronik terintegrasi yang disebut Spectra yang menyediakan teknologi siluman virtual berbasis perangkat-lunak. Sensor terpenting yang dimiliki yakni radar RBE2 Passive Electronically Scanned Array buatan Thales Group. Thales mengaku sebagai pihak yang pertama mencapai tingkat kesadaran situasional melalui deteksi dini dan pelacakan multi-sasaran udara untuk pertempuran jarak erat dan pencegatan berjelajah-jauh, juga penciptaan seketika peta lapangan tiga-dimensi di hadapan dan penciptaan seketika peta daratan beresolusi tinggi untuk navigasi dan penentuan sasaran. 


Di dalam lingkungan ketika pengelolaan pengenalan diperlukan, Rafale sanggup menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF), dikembangkan oleh Thales, secara utuh terintegrasi di dalam pesawat ini dan sanggup beroperasi dalam panjang gelombang mata telanjang maupun infra merah.


Sistem proteksi diri elektronik SPECTRA, yang dikembangkan oleh Thales dan EADS Perancis, memberi pesawat ini kemampuan tertinggi untuk bertahan melawan bahaya dari udara maupun daratan. Pranala data seketika memungkinkan komunikasi tidak hanya dengan pesawat lain, tetapi juga dengan komando bergerak, komando tetap, dan sentra kendali. Untuk misi-misi yang memerlukannya, Rafale bekerjsama juga akan menggunakan poda perancangan laser/optik-listrik Damoclès yang membawa kemampuan LGB sepanjang siang dan malam, meskipun Angkatan Udara Perancis berencana memperlengkapi Rafale dengan senjata standoff, sedangkan kiprah LGB diserahkan kepada Dassault Mirage 2000.


Sistem inti Rafale membekerjakan Avionik Modular Terintegrasi (IMA), yang disebut Satuan Pengolahan Data Modular (Modular Data Processing Unit), disingkat MDPU. Arsitektur ini menjadi tuan rumah bagi semua fungsi inti Rafale sebagai Sistem Pengelolaan Penerbangan, Fusi Data, Kendali Penembakan, Antarmuka Mesin-dan-Manusia, dll. 


Harga keseluruhan radar, komunikasi elektronik, dan perlengkapan proteksi diri yakni sekira 30% biaya pembuatan pesawat. 

Kemampuan serang-darat Rafale dibatasi oleh kekurangan pada penentuan sasaran tingkat lanjut, tetapi ini akan diperbaiki dengan menambahkan poda penentuan sasaran Damocles dan pengintaian Reco NG/Areos buatan Thales Optronique pada standar F-3. 


Radar AESA 
Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA buatan Thales dipakai untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar gres itu pada bulan Agustus 2010 untuk dipakai pada tranche Rafale keempat. 

Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan sanggup dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan. 


Kokpit 
Kokpit menggunakan dingklik pelontar Mark 16F "nol-nol" buatan Martin-Baker, yang bisa dipakai pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi sanggup membuka ke sisi kanan. Sistem terintegrasi penghasil oksigen disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen. 

Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan menempel kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD). 

Pilot menerbangkan pesawat ini dengan pengendali tongkat-samping yang terpasang di sisi kanannya dan katup epilog di sisi kanannya. Kokpit Rafale juga direncanakan untuk menyertakan Direct Voice Input (DVI), yang memungkinkan pilot menyampaikan perintah menggunakan suaranya.


Fitur pengecoh radar 
Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, berdasarkan Dassault, Rafale bisa mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan materi komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.

Standar 
Pengiriman perdana Rafale M bersesuaian dengan standar F1 ("France 1"). Ini artinya pesawat Rafale cocok untuk tujuan tempur udara-ke-udara, menggantikan F-8 Crusaderyang sudah kedaluwarsa sebagai pesawat tempur Angkatan Laut Perancis berbasis kapal induk, tetapi tidak diperlengkapi oleh, juga tidak dipersenjatai untuk operasi udara-ke-daratan. Pengiriman bekerjsama (kepada Flotille 11, pada suatu waktu sehabis tahun 2007) yakni untuk memenuhi standar "F2", menyampaikan kemampuan udara-ke-daratan, dan menggantikan Dassault-Breguet Super Étendard dalam kiprah serang-darat dan Dassault Étendard IVP dalam kiprah pengintaian. Ini akan meninggalkan Rafale M hanya sebagai pesawat tempur bersayap kaku yang diterbangkan oleh Angkatan Laut Perancis, dan planning untuk memperbaiki semua tubuh pesawat supaya sesuai dengan standar "F3", dengan kemampuan nuklir dan radar 3D menjejaki kontur permukaan, dari permulaan dasawarsa sehabis tahun 2010. Perbaruan ini dilakukan bagi 10 Rafale F-1 Angkatan Laut Perancis pada tahun 2010. 

Rafale C pertama dikirimkan kepada Angkatan Udara Perancis, pada bulan Juni 2005, memenuhi standar "F2", dan telah ditindaklanjuti bahwa perbaruan pesawat milik Angkatan Laut Perancis juga akan dilakukan lagi pada masa depan. Rafale menggantikan kiprah SEPECAT Jaguar, Mirage F1, dan Mirage 2000 di Angkatan Udara Perancis.
Sejarah operasional 

Rafale kini sedang bertugas dalam kiprah percobaan dan training bersama Angkatan Udara Perancis (CEAM/EC 5/330), dan EC 1/7 di Saint-Dizier diharapkan mendapatkan inti dari 8–10 Rafale F2 pada Musim Panas 2006, dan Rafale memasuki penugasan penuh (dengan kemampuan udara-ke-udara yang kuat dan ketepatan serang udara-ke-darat yang bagus) pada pertengahan tahun 2007 (ketika EC 1/7 akan mempunyai kira-kira 20 pesawat, 15 berkursi dua dan 5 berkursi satu). Pesawat ini telah berada dalam penugasan terbatas bersama Angkatan Laut Perancis (Flotille 12F) dalam kiprah udara-ke-udara, dan telah mengambil alih sejumlah besar percobaan udara-ke-darat dan upaya evaluasi.

Rafale M sepenuhnya kompatibel dengan kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat dan beberapa pilot Angkatan Laut Perancis lulus kualifikasi untuk menerbangkan pesawat ini dari dek penerbangan Angkatan Laut Amerika Serikat. 


Rafale yang pertama ditugaskan di kawasan peperangan ketika Angkatan Laut Perancis menjalani Opération Héraclès, yakni keikutsertaan Perancis di dalam Operation Enduring Freedom. Mereka terbang dari kapal induk Charles de Gaulle di atas Afghanistan semenjak tahun 2002, tetapi standar F1 menghindari misi udara-ke-darat dan Rafale tidak menjalani aksi apapun.

Pada bulan June 2002, ketika kapal induk Charles de Gaulle berada di Laut Arab, pesawat Rafale yang dipersenjatai ikut serta dalam patroli antar-posisi di erat perbatasan India-Pakistan, menjadi tanda penting karier operasional Rafale M dan integrasinya bersama kapal induk itu. 


Pada tahun 2007, sehabis suatu perbaikan "crash program", enam Rafale diberi kemampuan untuk sanggup menjatuhkan bom terpandu-laser, sebagai hasil penilaian kinerja mereka di Afghanistan. Tiga dari pesawat-pesawat ini menjadi milik Angkatan Udara ditugaskan ke Dushanbe di Tajikistan, sedangkan tiga sisanya yakni Rafale Marines milik Angkatan Laut disiagakan di kapal induk Charles De Gaulle. Misi pertama berjalan pada tanggal 12 Maret 2007, dan GBU-12 pertama diluncurkan pada tanggal 28 Maret untuk mendukung serdadu Belanda yang bertugas di Afghanistan Selatan, menandai debut operasional Rafale. Mereka masih bergantung pada Mirage 2000Ds dan Super Étendards yang membawa poda penentu sasaran berbantuan laser untuk mendesain sasaran mereka. 

Rafale direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Perancis hingga tahun 2040 atau lebih usang lagi. 

Pada bulan November 2009, Pemerintah Perancis memesan 60 pesawat lagi untuk melengkapi keseluruhan pesanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Perancis sebanyak 180 pesawat. 

Pada tanggal 4 Juni 2010, sebuah Rafale milik Perancis menjadi pesawat jet tempur pertama milik angkatan bahari ajaib yang menjalani penggantian mesinnya di atas kapal induk milik Amerika Serikat, pada dikala latihan bersama kapal induk USS Harry S. Truman (CVN-75). 


Ekspor 
Beberapa negara telah memperlihatkan minatnya untuk membeli Rafale. Rafale yakni salah satu dari enam jet tempur yang berkompetisi di dalam upaya memenangi pengadaan 126 pesawat tempur serbaguna untuk India. Kompetisi ini dinamai Indian Air Force Medium Multi-Role Combat Aircraft Competition (Kompetisi Pesawat Tempur Serbaguna ukuran Sedang untuk Angkatan Udara India). Pada bulan April 2009, terdapat laporan informasi yang menyatakan bahwa Rafale tidak lolos kompetisi alasannya yakni tidak memenuhi persyaratan minimum Angkatan Udara India dan bahwa pesawat kompetitor lainnya, yaitu Mikoyan MiG-35, General Dynamics F-16 Fighting Falcon, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, JAS 39 Gripen, dan Eurofighter Typhoon, lolos untuk putaran penilaian berikutnya. Kementerian Pertahanan India membantah laporan ini; seorang juru bicara Angkatan Udara India menyatakan, "kami tidak mencoret penerima manapun di dalam kompetisi MMRCA ini". Laporan itu menyatakan bahwa Rafale dan Typhoon memasuki tahap simpulan kompetisi. 

Pada bulan Januari 2006, surat kabar Perancis Journal du Dimanche melaporkan bahwa Libya ingin memesan 13–18 Rafale "senilai $ 3,24 miliar".Pada bulan Desember 2007, Saif al-Islam Gaddafi secara terbuka menyatakan bahwa Libya berminat terhadap Rafale. Yunani juga mengungkapkan minatnya terhadap pesawat tempur Perancis ini, mungkin untuk sanggup dipertukarkan dengan Mirage. 

Pada tahun 2006 Angkatan Laut Britania Raya memandang Rafale sebagai alternatif bagi F-35 JSF meskipun jadinya lebih menentukan F-35. 


Bagaimanapun kapal induk Britania Raya akan dimodifikasi supaya bisa mengoperasikan Rafale. 
Pada bulan Februari 2007, dilaporkan bahwa Swiss memperhatikan Rafale dan pesawat tempur lainnya untuk menggantikan F-5 Tiger II miliknya. Evaluasi yang berjalan selama sebulan semenjak Oktober 2008 di Pangkalan Udara Emmen melibatkan kira-kira 30 pesawat tempur. Rafale, Gripen, dan Eurofighter sama-sama dievaluasi. 

Pada bulan September 2007, La Tribune melaporkan bahwa penjualan ke Maroko mengalami kegagalan, pemerintah Maroko lebih menentukan F-16. Pada bulan Oktober 2007, laporan La Tribune yang lebih usang menyatakan bahwa Rafale tidak akan dibeli. 

Pada bulan Januari 2008, harian O Estado de São Paulo melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Brasil mengunjungi Perancis untuk membahas kemungkinan mendapatkan Rafale untuk kegiatan F-X2. Pada bulan Juni 2008, Angkatan Udara Brasil mengumumkan Permintaan Informasi untuk perusahaan-perusahaan pesawat tempur dan produk mereka: Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan Lockheed Martin F-35 Lightning II, Dassault Rafale, Sukhoi Su-35, Saab Gripen NG dan Eurofighter Typhoon. Pada bulan Oktober 2008, dilaporkan bahwa Angkatan Udara Brasil telah menentukan tiga finalis F-X2; Dassault Rafale, Saab Gripen NG, dan Boeing F/A-18E/F. 



Pada tanggal 7 September 2009, selama kunjungan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Brasil menciptakan pakta dengan Perancis dan bahwa mereka sepakat bernegosiasi perihal pengadaan 36 Rafale. Kegagalan terbang dua Rafale di Timur-Tengah di wilayah udara Perpignan pada tanggal 24 September 2009 sehabis ukiran di udara, telah menjadi waktu yang jelek bagi perundingan Brasil-Perancis. Pada tanggal 5 Januari 2010, media melaporkan bahwa laporan penilaian terakhir oleh Angkatan Udara Brasil menempatkan Gripen berada di atas dua saingannya. Faktor yang menentukan sepertinya berada pada keseluruhan biaya pesawat baru, apakah itu dana pembelian, pengoperasian, maupun pemeliharaan. Beberapa sumber menyampaikan bahwa Rafale dipilih oleh Kementerian Pertahanan, tetapi tidak ada konfirmasi lanjutan.


Pada bulan Februari 2009, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyatakan bahwa Kuwait ingin membeli 28 Rafale, tetapi tidak dilanjutkan pada tahap pemesanan. Pada bulan yang sama, Perancis memperlihatkan Rafale ke Oman untuk menggantikan pesawat lawasnya, SEPECAT Jaguar. Tetapi pada tahun 2010, Oman lebih menentukan untuk memesan Eurofighter Typhoon. 

Uni Emirat Arab berminat akan satu versi Rafale yang akan diperbarui dengan mesin dan radar yang lebih kuat, juga peluru kendali udara-ke-udara yang lebih cerdas. Mereka kini mulai mempelajari kemungkinan pembelian Boeing F/A-18E/F Super Hornet. Dilaporkan sedemikian alasannya yakni Menteri Pertahanan Perancis, Hervé Morin meminta UEA untuk membayarkan 2 miliar Euro dari keseluruhan dana perbaruan Rafale untuk menyesuaikannya dengan kemajuan Super Hornet. 

Surat kawat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang bocor menyampaikan bahwa "Duta Perancis berupaya memuntir kinerja Rafale yang jelek di pasar global sebagai akhir dari tekanan politik Pemerintah Amerika Serikat, lebih dari sekadar abnormalitas pesawat itu".


Varian 
1. Rafale A
Pesawat peraga teknologi, terbang perdana pada tahun 1986. Kini tidak lagi beroperasi.

2. Rafale D
Dassault menggunakan pesawat ini (D untuk diskret atau siluman) pada permulaan dasawarsa 1990-an untuk versi produksi bagi Angkatan Udara Perancis, untuk memperjelas fitur semi-siluman yang gres disertakan ke dalam pesawat ini.

3. Rafale B
Ini yakni versi dua dingklik bagi Angkatan Udara Perancis; diserahkan kepada EC 330 pada tahun 2004.

4. Rafale C
Ini yakni versi satu dingklik bagi Angkatan Udara Perancis; diserahkan kepada EC 330 pada bulan Juni 2004.

5. Rafale M
Ini yakni versi untuk sanggup mendarat di kapal induk bagi Angkatan Laut Perancis, mulai bertugas pada tahun 2002. Rafale M berbobot sekira 500 kg lebih berat daripada Rafale C. Sangat menyamai Rafale C dalam tampilannya, M berbeda dalam hal-hal berikut ini:
•Diperkokoh supaya sanggup stabil berkedudukan di atas kapal induk

•Gir pendaratan yang lebih kuat

•Lengan gir moncong yang lebih panjang untuk menyampaikan sikap mendongak yang lebih baik untuk sanggup diluncurkan menggunakan katapel

•Pilon tengah-depan dibuang (untuk memberi ruang untuk gir yang lebih panjang)

•Tailhook yang lebih lebar antara dua mesin

•Tangga pendaratan dengan daya terintegrasi

•Sistem pendaratan gelombang mikro Kapal Induk

•Platform rujukan kelembaman "Telemir" yang sanggup mendapatkan perbaruan dari sistem kapal induk.

Rafale N
Rafale N, mulanya disebut Rafale BM, direncanakan berupa versi dua dingklik untuk Angkatan Laut Perancis. Pengurangan anggaran dan biaya perhiasan training kru telah menjadi penyebab peniadaan pengadaan jenis ini.

Operator 
Perancis
Lebih dari 200 telah dipesan, 82 telah dikirimkan per Desember 2009
•Angkatan Udara Perancis - 70
•Angkatan Laut Perancis - 31



Spesifikasi (Data dari Dassault Rafale characteristics)

Spesifikasi Umum:
•Kru: 1–2
•Panjang: 15,27 m 
•Rentang sayap: 10,80 m 
•Tinggi: 5,34 m 
•Luas sayap: 45,7 m² 
•Berat kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B), 10.196 kg (M) 
•Berat maksimum dikala lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M) 
•Mesin: 2 × Snecma M88-2 mesin turbofan
•Dorongan kering: 50,04 kN () masing-masing
•Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN sehabis tahun 2010) masing-masing

Kinerja
•Laju maksimum: 
•Elevasi tinggi: 2.390 km/jam 
•Elevasi rendah: 1.390 km/jam
•Jangkauan: 3.700+ km Radius tempur: 1.852+ km  pada misi penetrasi
•Ketinggian Maksimum: 16.800 m 
•Kecepatan menanjak: 304,8+ m/s 
•Beban sayap maksimum: 326 kg/m² 
•Rasio thrust/weight: 1,13


Persenjataan
•Cannon 1× 30 mm (1,18 inci) GIAT 30/719B dengan 125 peluru
•Pylon/cantelan: 14 untuk Angkatan Udara Perancis (Rafale B,C), 13 untuk Angkatan Laut     Perancis (Rafale M) dengan kapasitas 9.500 kg materi bakar eksternal dan persenjataan


Rudal: 
•Udara-ke-udara:
•MICA IR/EM atau
•Magic II dan pada masa depan
•MBDA Meteor
•Udara-ke-Permukaan:
•MBDA Apache atau
•SCALP EG atau
•AASM atau
•GBU-12 Paveway II atau
•AM 39 Exocet atau
•Rudal nuklir ASMP-A
•Lainnya:
•Poda penentu sasaran Thales Damocles
•Poda pengintaian RECO NG
•Maksimum 5 drop tangki
•Rafale sanggup juga memuat poda pengisian materi bakar Rafale-ke-Rafale

Avionik
•Radar Thales RBE2
•Sistem peperangan elektronik Thales SPECTRA.
•Sistem pencarian dan pelacakan infra merah Thales/SAGEM OSF (Optronique Secteur Frontal).

Sumber : 
Majalah Teknologi dan Strategi Militer (TSM)
Wikipedia Bahasa Indonesia