Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

(Prolog) Taylor Swift - Reputation

Prolog Taylor Swift - Reputation, Arti dan Terjemahan





Here's something I've learned about people

Ini yaitu sesuatu yang saya pelajari wacana orang-orang

We think we know someone, but the truth is that we only know the version of them they have chosen to show us. We know our friend in a certain light, but we don't know them the way their lover does. Just the way their lover will never know them the same way that you do as their friend.

Their mother knows them differently than their roommate, who knows them differently than their colleague.

Their secret admirer looks at them and sees an elaborate sunset of brilliant color and dimension and spirit and pricelessness.

And yet, a stranger will pass that person and see a faceless member of the crowd, nothing more.

We may hear rumors about a person and believe those things to be true. We may one day meet that person and feel foolish for believing baseless gossip


Kita berpikir jika kita tahu seseorang, tapi kenyataannya adalah, kita hanya tahu versi diri mereka yang ditunjukkan kepada kita.

Kita memahami sahabat kita di beberapa sisi, tapi kita tak memahami mereka menyerupai layaknya seorang kekasih memahami kekasih mereka, begitupun dengan kekasih mereka yang tak memahami dirinya layaknya kita sebagai temannya.

Seorang ibu memahami anaknya berbeda dengan bagaimana sahabat sekamar mereka memahaminya, yang juga berbeda dengan bagaimana kolega mereka memahami dia.

Pengagum diam-diam mereka melihat dirinya seolah mereka melihat sunset dengan warna yang indah, dan dimensi, dan semangat, dan sungguh berharga.

Namun begitu, orang gila yang melewatinya akan melihatnya hanya menyerupai orang-orang yang lain di keramaian. Tak lebih.

Kita mungkin mendengar rumor wacana seseorang, dan kita percaya jika semua itu benar. Suatu saat, kita mungkin akan bertemu dengan orang itu dan merasa kurang akil dikarenakan telah percaya informasi yang tak berdasar.

This is the first generation that will be able to look back on their entire life story documented in pictures on the internet, and together we will all discover the after-effects of that.

Ultimately, we post photos online to curate what strangers think of us. But then we wake up, look in the mirror at our faces and see the cracks and scars and blemishes, and cringe.

We hope someday we'll meet someone who will see that same morning face and instead see their future, their partner, their forever. Someone who will still choose us even when they see all of the sides of the story, all the angles of the kaleidoscope that is you


Ini yaitu generasi pertama yang bisa melihat kembali dongeng hidup mereka melalui dokumentasi dalam foto-foto di internet, dan bersama, kita semua akan menemukan apa jawaban dari semua itu.

Kita sering mem-posting foto kita online, untuk mengarahkan apa yang akan dipikirkan oleh orang yang tak kita kenal. Namun kemudian kita terbangun, menatap cermin dan melihat retakan dan luka dan noda di wajah kita, kemudian kita merasa malu.

Kita berharap suatu dikala nanti kita akan bertemu seseorang yang akan melihat wajah pagi hari kita itu, dan menemukan masa depan mereka, pasangan mereka, dan keabadian mereka di sana. Seseorang yang masih akan tetap menentukan kita meski mereka melihat semua bab dari sebuah cerita, meski mereka melihat semua sudut dari kaleidoskop yang yaitu dirimu.

The point being, despite our need to simplify and generalize absolutely everyone and everything in this life, humans are intrinsically impossible to simplify.

Intinya adalah, tak peduli seberapa seringnya kita menyederhanakan dan menggeneralisasi siapapun dan apapun di dunia ini, insan intinya tak mungkin bisa untuk disederhanakan.

We are never just good or just bad. We are mosaics of our worst selves and our best selves, our deepest secrets and our favorite stories to tell at a dinner party, existing somewhere between our well-lit profile photo and our drivers license shot.

We are all a mixture of our selfishness and generosity, loyalty and self-preservation, pragmatism and impulsiveness.


Kita tak pernah hanya sekadar baik atau buruk. Kita yaitu seni yang tersusun dari sisi jelek dan sisi baik diri kita. Kita yaitu seni dari rahasia-rahasia terdalam dan cerita-cerita favorit yang akan kita ceritakan dikala pesta makan malam. Kita yaitu seni yang ada diantara kecantikan foto profil kita dan foto kita yang apa adanya di surat izin mengemudi.

Kita semua yaitu adonan dari keegoisan dan kebaikan, pragmatis dan impulsif, loyalitas dan sebaliknya.

I've been in the public eye since I was 15 years old. On the beautiful, lovely side of that, I've been so lucky to make music for living and look out into crowds of loving, vibrant people. On the other side of the coin, my mistakes have been used against me, my heartbreaks have been used as entertainment, and my songwriting has been trivialized as 'oversharing'.

Aku sudah di mata publik semenjak berusia 15 tahun. Sisi baik dan indahnya adalah, saya sungguh beruntung alasannya yaitu saya hidup dari membuat musik, dan menyaksikan kerumunan orang-orang yang sangat baik dan bersemangat. Namun di sisi lain, kesalahanku seringkali dimanfaatkan untuk menjatuhkanku, patah hatiku dipakai sebagai sebuah hiburan, dan cara menulis laguku sering diremehkan dengan menganggapnya 'terlalu terbuka/pribadi'

When this album comes out, gossip blogs will scour the lyrics for the men they can attribute to each song, as if the inspiration for music is as simple and basic as a paternity test. There will be slideshows of photos backing up each incorrect theory, because it's 2017 and if you didn't see a picture of it, it couldn't have happened right?

Saat album ini keluar, blog informasi akan menganalisa siapakah pria yang dibicarakan di setiap lirik lagunya, seolah ide dari sebuah musik itu sesederhana tes (DNA) orang tua. Akan ada foto-foto yang disertakan di setiap teori tidak benar mereka, alasannya yaitu ini 2017, dan jika kamu tak melihat sebuah foto wacana itu, itu niscaya tak terjadi, kan?

Let me say it again, louder for those in the back...

We think we know someone, but the truth is that we only know the version of them that they have chosen to show us.

There will be no further explanation
There will be just reputation.


Ijinkan saya menyampaikan ini lagi, lebih keras untuk mereka yang di belakang...

Kita pikir kita tahu seseorang, namun kenyataannya adalah, kita hanya tahu versi diri mereka yang ditunjukkan kepada kita.

Tak ada lagi klarifikasi berikutnya
Yang ada hanya reputasi.





Terimakasih sudah membaca Prolog Taylor Swift - Reputation, Arti dan Terjemahan





Informasi 'Reputation'
Penulis: Taylor Swift
Tanggal Rilis: 10 November, 2017






Bila di Prolog Taylor Swift - Reputation ada yang kurang sempurna terjemahan atau kata-katanya, atau ada lagu apapun yang ingin kalian tahu lirik terjemahannya, silakan tulis komentar.


- terjemahanmakna.blogspot.com